Lembaga Swadaya Masyarakat mendorong para pemburu babi hutan Sus scrofa di wilayah Sorong Raya agar tetap menjaga populasi di alam dan kualitas daging yang dipasarkan ke konsumen.
Dorongan tersebut dilakukan oleh Yayasan Econusa, Kopernik, Koperasi Lingkar Jerat Papua, bersama Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Sorong dengan mengumpulkan masyarakat asli Papua para pemburu babi hutan guna berdiskusi membahas perlindungan hutan, menjaga populasi, serta kualitas daging hasil buruan.
Kegiatan yang dipusatkan di kota Sorong, Kamis, diikuti oleh masyarakat pemburu babi hutan yang tersebar di wilayah Sorong Raya meliputi wilayah Sorong, kabupaten Tambrauw, dan kabupaten Raja Ampat.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Sorong, drh Fidiana Krisnaningsih sebagai narasumber utama dalam kegiatan diskusi bersama tersebut, menginginkan para pemburu babi hutan agar tetap menjaga populasi di alam.
"Hari ini kita melihat di hutan banyak babi hutan, tetapi jika lahan di hutan terus garap dan pemburuan tidak dikendalikan maka satu saat babi hutan akan punah," ujarnya.
Karena itu, dia menginginkan para pemburu babi hutan agar tetap menjaga populasi di alam sehingga tetap berkelanjutan hingga kehidupan anak cucu di masa depan.
Fidiana menjelaskan secara keilmuan daging babi hutan ada kelebihan dan ada pula kekuatan jika di konsumsi manusia. Sebab itu dia mengingatkan para pemburu babi hutan agar memperhatikan kesehatan daging hasil buruan mulai dari hutan hingga pembeli.
Diharapkan pula kepada Koperasi Lingkar Jerat Papua yang menampung hasil buruan para pemburu babi hutan wilayah Sorong Raya agar memperhatikan kesehatan rumah pemotongan, tempat penyimpanan, dan kemasan daging agar benar-benar baik.
"Saya harapkan pula agar Koperasi Lingkar Jerat Papua agar memberi edukasi kepada konsumen melalui kemasan daging yang dijual tentang cara masak yang benar," tambah dia.
Staf Pendamping Yayasan Econusa, Semuel Wospakrik yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut guna memfasilitasi Koperasi Lingkar Jerat Papua duduk bersama para pemburu babi hutan wilayah Sorong Raya agar koperasi tersebut dapat menampung hasil buruannya.
Selain itu, kata dia, peningkatan mutu produksi sesuai standar tatalaksana distribusi komoditas oleh mitra komunitas bisnis usaha Koperasi Lingkar Jerat Papua, mulai proses pemotongan,
pengolahan secara higienis, pengawetan, pengemasan sampai pada distribusi dan
pemasaran produk baku dan olahan komoditas babi hutan.
Disamping itu, tambah dia, memperkuat jejaring mitra bisnis usaha dengan memetakan komunitas suplier dalam
mengakomodir dan mendistribusikan komoditas babi hutan di wilayah sorong raya. Peningkatan kapasitas pengetahuan komunitas produsen dan suplier dalam menjalankan
bisnis usaha secara berkesinambungan dengan standar mutu produk yang
baik.
Ketua Koperasi Lingkar Jerat Papua, Paskalis Awak mengharapkan agar para pemburu babi hutan yang akan ditampung hasil buruannya benar-benar memperhatikan kualitas dan kesehatan daging sehingga konsumen juga puas.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2021
Dorongan tersebut dilakukan oleh Yayasan Econusa, Kopernik, Koperasi Lingkar Jerat Papua, bersama Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Sorong dengan mengumpulkan masyarakat asli Papua para pemburu babi hutan guna berdiskusi membahas perlindungan hutan, menjaga populasi, serta kualitas daging hasil buruan.
Kegiatan yang dipusatkan di kota Sorong, Kamis, diikuti oleh masyarakat pemburu babi hutan yang tersebar di wilayah Sorong Raya meliputi wilayah Sorong, kabupaten Tambrauw, dan kabupaten Raja Ampat.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Sorong, drh Fidiana Krisnaningsih sebagai narasumber utama dalam kegiatan diskusi bersama tersebut, menginginkan para pemburu babi hutan agar tetap menjaga populasi di alam.
"Hari ini kita melihat di hutan banyak babi hutan, tetapi jika lahan di hutan terus garap dan pemburuan tidak dikendalikan maka satu saat babi hutan akan punah," ujarnya.
Karena itu, dia menginginkan para pemburu babi hutan agar tetap menjaga populasi di alam sehingga tetap berkelanjutan hingga kehidupan anak cucu di masa depan.
Fidiana menjelaskan secara keilmuan daging babi hutan ada kelebihan dan ada pula kekuatan jika di konsumsi manusia. Sebab itu dia mengingatkan para pemburu babi hutan agar memperhatikan kesehatan daging hasil buruan mulai dari hutan hingga pembeli.
Diharapkan pula kepada Koperasi Lingkar Jerat Papua yang menampung hasil buruan para pemburu babi hutan wilayah Sorong Raya agar memperhatikan kesehatan rumah pemotongan, tempat penyimpanan, dan kemasan daging agar benar-benar baik.
"Saya harapkan pula agar Koperasi Lingkar Jerat Papua agar memberi edukasi kepada konsumen melalui kemasan daging yang dijual tentang cara masak yang benar," tambah dia.
Staf Pendamping Yayasan Econusa, Semuel Wospakrik yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut guna memfasilitasi Koperasi Lingkar Jerat Papua duduk bersama para pemburu babi hutan wilayah Sorong Raya agar koperasi tersebut dapat menampung hasil buruannya.
Selain itu, kata dia, peningkatan mutu produksi sesuai standar tatalaksana distribusi komoditas oleh mitra komunitas bisnis usaha Koperasi Lingkar Jerat Papua, mulai proses pemotongan,
pengolahan secara higienis, pengawetan, pengemasan sampai pada distribusi dan
pemasaran produk baku dan olahan komoditas babi hutan.
Disamping itu, tambah dia, memperkuat jejaring mitra bisnis usaha dengan memetakan komunitas suplier dalam
mengakomodir dan mendistribusikan komoditas babi hutan di wilayah sorong raya. Peningkatan kapasitas pengetahuan komunitas produsen dan suplier dalam menjalankan
bisnis usaha secara berkesinambungan dengan standar mutu produk yang
baik.
Ketua Koperasi Lingkar Jerat Papua, Paskalis Awak mengharapkan agar para pemburu babi hutan yang akan ditampung hasil buruannya benar-benar memperhatikan kualitas dan kesehatan daging sehingga konsumen juga puas.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2021