Manokwari (ANTARA) - Keberadaan asrama disabilitas milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari, Papua Barat memudahkan Dinas Sosial (Dinsos) setempat untuk melakukan pembinaan pada kaum difabel.
Plt Kepala Dinsos Manokwari Ferdy Lalenoh di Manokwari, Kamis, mengatakan asrama disabilitas merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi Papua Barat tahun 2023 dan sudah langsung digunakan untuk melakukan intervensi kaum difabel.
"Manfaat adanya asrama disabilitas sangat memudahkan kita melakukan intervensi dan pembinaan pada kaum difabel karena mereka dapat terorganisasi dengan baik di tempat itu," ujarnya.
Ia mengatakan dari 12 kamar yang tersedia di asrama disabilitas Manokwari, saat ini ditempati enam orang kaum difabel yang terdiri atas tuna daksa, tuna rungu dan tuna wicara.
"Tadinya ditempati delapan orang, namun dua orang sudah pindah domisili dari Manokwari, maka saat ini yang menetap tinggal enam orang," katanya.
Dengan keterbatasan sarana yaitu hanya tersedia 12 kamar, Dinsos selektif dalam menempatkan kaum difabel di asrama disabilitas.
Pihaknya mengacu skala prioritas dimana kaum difabel yang menempati asrama adalah orang-orang yang berdomisili di Manokwari namun tidak memiliki keluarga atau kerabat dekat.
Dinsos juga secara rutin merawat orang-orang yang tinggal di asrama disabilitas tersebut. Namun, untuk penyandang tuna netra belum bisa diakomodasi untuk menempati asrama karena mereka membutuhkan pendamping khusus.
"Saat ini pengelolaannya cukup baik dan belum ada kendala, namun tahun depan akan kami maksimalkan lagi dari sisi pembiayaan operasional maupun pengelolaan," ujarnya.
Untuk pemberdayaan kaum difabel, tahun ini Dinsos mengalokasikan Rp200 juta untuk pemberian alat bantu kaum difabel seperti tongkat tuna netra, kursi roda dan motor yang dimodifikasi untuk penyandang tuna daksa.
Bantuan tersebut diberikan agar kaum difabel tetap bisa produktif dan berkarya dengan keterbatasan yang ada.
Selain itu, tahun ini pihaknya juga mengalokasikan Rp300 juta untuk pemberian stimulan bantuan langsung tunai (BLT) bagi kaum rentan seperti kaum difabel, lansia dan janda. BLT kaum rentan untuk 300 orang dengan rincian setiap satu orang mendapat Rp1 juta.
"Sedangkan untuk tahun anggaran 2025 akan kami programkan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan kaum difabel seperti pelatihan rajut noken, pelatihan pertukangan dan sebagainya. Pelatihan itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kaum difabel," katanya.