Manokwari, (Antaranews Papua Barat)-Kabupaten Pegunungan Arfak terus didorong untuk masuk dalam daftar daerah tertinggal agar mendapat perhatian khusus dalam percepatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pusat.
"Pegunungan Arfak merupakan daerah otonomi baru yang dimekarkan dari Manokwari sebagai kabupaten induk. Angka kemiskinan di daerah saya masih cukup tinggi dan masuk daftar daerah dengan angka kemiskinan paling tinggi di Papua Barat," kata Bupati Pegunungan Arfsk Yosias Saroy di Manokwari, Kamis.
Ia mengutarakan, salah satu faktor kemiskinan di daerahnya yakni masalah infrastruktur. Masyarakat masih jauh dari layanan transportasi yang memadai.
Infrastruktur lain, seperti penerangan, dan telekomunikasi di daerah yang kaya akan poteni pertanian dan periwisata ini pun masih jauh tertinggal dari daerah lain di Papua Barat.
Terkait usulan daerah tertinggal, Ia telah berkonsultasi dengan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal. Sesuai petunjuk pusat, Pemkab Pegunungan Arfak diminta menunggu hingga tahun 2019.
"Pada kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan atau Bapenas beberapa waktu lalu di Manokwari, saya kembali sampaikan. Mudah-mudahan segera terealisasi sehingga Pegunungan Arfak mendapat perhatian khusus," kata dia lagi.
Menurutnya, infrastruktur terutama jalan menjadi kendala serius bagi pembangunan manusia serta pertumbuhan ekonomi daerah.
Mantan Ketua DPRD Manokwari ini menginginkan, pembangunan jalan trans nasional Papua Barat melintasi kabupaten tersebut. Ia sangat yakin kehadiran jalan trans ke wilayah ini dapat memacu perkembangan ekonomi.
"Ruas jalan Manokwari Selatan ke Manokwari saat ini memilih jalur pantai. Semestinya naik dulu ke Pegunungan Arfak biar masyarakat kami juga bisa menikmati manfaatnya," ujarnya lagi.
Ia berharap, kehadiran ruas jalan trans di daerah tersebut mendorong pengembangan pariwisata, usaha pertanian dan sektor lain yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat Arfak.
Pegunungan Arfak terbentuk sebagai DOB pada tahun 2012. Hingga saat ini daerah tersebut bertahan dengan kondisi seadanya. Pertumbuhan ekonomi pun berjalan lamban karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
Pegunungan Arfak selama ini dikenal sebagai daerah pemasok sayur-mayur dan daerah ini pun menyimpan pontensi pariwisata yang menakjubkan. Namun sayang kekayaan itu belum cukup mendongkrak perekonomian masyarakat.
Daerah yang berada diantara Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan ini memiliki dua danau besar yakni Danau Anggi dan Anggigida. Hutan di wilayah ini menjadi habitat bagi burung cenderawasih, burung pintar, kupu-kupu dan beberapa jenis satwa endemik lainya.
Pohon pisang raksasa setinggi 15 hingga 20 meter pun tumbuh liar di wilayah tersebut. Jika dikelola melalui pola konservasi dan konsep pariwisata semua itu tentu bisa memacu pertumbuhan ekonomi.
Cukup banyak potensi pariwisata yang belum tergali dan dikelola di daerah tersebut. Keterbatasan infrastruktur dan anggaran daerah ditengarai menjadi salah satu kendala.(*)