"Kami juga mendatangkan tenaga profesional untuk memberikan pelatihan dan pendampingan," kata Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Manggarai Timur Fransiskus P Sinta dalam keterangan yang diterima di Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo, Selasa.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal yakni umbi-umbian yang menjadi salah satu potensi unggulan daerah, sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan dan penguatan kapasitas pelaku UMKM.
Pelatihan ini, lanjut dia, melibatkan 20 pelaku UMKM yang sedang berkembang dari 12 kecamatan, dengan fokus pada proses pengolahan singkong dan talas untuk menjadi 40 produk hasil olahan, seperti brownis singkong, bolu singkong, stik, tape, tepung mocaf, getuk dan lainnya.
Ia juga menjelaskan pelatihan ini melibatkan tenaga ahli atau profesional yang memiliki sertifikat kompetensi pengolahan pangan dan pendampingan industri yang didatangkan dari Pulau Jawa yakni Mae Sri Winarni dan Fransiskus X Edi Winarno.
"Target bertambahnya pelaku UMKM berbasis pangan lokal yang kemudian bertujuan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Manggarai Timur Boni Hasudungan mengatakan potensi pangan yang ada di daerah itu dinilai sebagai sebuah keunggulan komparatif yang harus diberi nilai atau proses, sehingga dapat menjadi lebih kompetitif.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar nilai jual produk di pasar dapat lebih tinggi sekaligus juga memberdayakan seperti kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.
"Bahan pangan ini, haruslah kita olah di daerah kita kemudian baru kita pasarkan keluar," katanya.
Ia menambahkan setelah kegiatan tersebut, hal yang perlu dipikirkan adalah jejaring pasar sehingga para pelaku UMKM dapat dengan mudah menyalurkan semua produknya.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal yakni umbi-umbian yang menjadi salah satu potensi unggulan daerah, sekaligus sebagai bentuk pemberdayaan dan penguatan kapasitas pelaku UMKM.
Pelatihan ini, lanjut dia, melibatkan 20 pelaku UMKM yang sedang berkembang dari 12 kecamatan, dengan fokus pada proses pengolahan singkong dan talas untuk menjadi 40 produk hasil olahan, seperti brownis singkong, bolu singkong, stik, tape, tepung mocaf, getuk dan lainnya.
Ia juga menjelaskan pelatihan ini melibatkan tenaga ahli atau profesional yang memiliki sertifikat kompetensi pengolahan pangan dan pendampingan industri yang didatangkan dari Pulau Jawa yakni Mae Sri Winarni dan Fransiskus X Edi Winarno.
"Target bertambahnya pelaku UMKM berbasis pangan lokal yang kemudian bertujuan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Manggarai Timur Boni Hasudungan mengatakan potensi pangan yang ada di daerah itu dinilai sebagai sebuah keunggulan komparatif yang harus diberi nilai atau proses, sehingga dapat menjadi lebih kompetitif.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar nilai jual produk di pasar dapat lebih tinggi sekaligus juga memberdayakan seperti kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.
"Bahan pangan ini, haruslah kita olah di daerah kita kemudian baru kita pasarkan keluar," katanya.
Ia menambahkan setelah kegiatan tersebut, hal yang perlu dipikirkan adalah jejaring pasar sehingga para pelaku UMKM dapat dengan mudah menyalurkan semua produknya.