Manokwari (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan mengatakan, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Kota Sorong, Papua Barat Daya, menjadi yang paling tertinggi dibanding daerah lainnya.
"Dari Januari sampai Maret 2024, Kota Sorong paling tertinggi mengakses KUR sebanyak Rp49,12 miliar untuk 590 debitur," kata Kepala Kantor Wilayah DPJb Papua Barat Purwadhi Adhiputranto di Manokwari, Papua Barat, Minggu.
Dia menjelaskan realisasi tersebut mencapai 35,85 persen dari total penyaluran periode Januari-Maret 2024 yaitu Rp136,99 miliar bagi 1.824 debitur yang tersebar di Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
Penyaluran KUR menggunakan tiga skema yaitu KUR kecil dengan realisasi sebanyak Rp59,80 miliar, KUR mikro tercatat Rp76,86 miliar, dan KUR super mikro mencapai Rp338 juta.
"Penyaluran KUR terbanyak kedua yaitu Kabupaten Manokwari (Papua Barat) Rp22,57 miliar untuk 263 debitur," ucap Purwadhi.
Selain Kota Sorong, kata dia, penyaluran KUR di wilayah Papua Barat Daya meliputi Kabupaten Sorong Rp15,20 miliar (227 debitur), dan Kabupaten Sorong Selatan Rp13,23 miliar (165 debitur).
Kemudian Kabupaten Raja Ampat Rp3,25 miliar (59 debitur), Kabupaten Tambrauw Rp1,06 miliar (21 debitur), dan Kabupaten Maybrat Rp407,04 juta (lima debitur).
"Jumlah debitur KUR di Provinsi Papua Barat Daya sebanyak Rp1.067 orang," jelas dia.
Dia melanjutkan realisasi penyaluran KUR di Papua Barat selain Kabupaten Manokwari yaitu Kabupaten Teluk Bintuni Rp11,89 miliar (153 debitur), dan Kabupaten Fakfak Rp8,12 miliar (172 debitur).
Selanjutnya Kabupaten Kaimana Rp8,88 miliar (131 debitur), Kabupaten Teluk Wondama Rp2,11 miliar (35 debitur), Kabupaten Manokwari Selatan Rp900 juta (dua debitur), dan Kabupaten Pegunungan Arfak Rp250 juta (satu debitur).
"Total debitur KUR yang ada di wilayah Papua Barat sebanyak 757 orang," ujarnya.
Menurut dia, ada tiga sektor yang paling dominan mengakses KUR yaitu perdagangan Rp72,24 miliar (858 debitur), sektor jasa kemasyarakatan Rp19,78 miliar (321 debitur), dan pertanian Rp13,48 miliar (227 debitur).
Berikutnya, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum Rp10,28 miliar (93 debitur), perikanan Rp6,658 miliar (131 debitur), dan industri pengolahan Rp5,657 miliar (60 debitur).