Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) mendukung Pertamina melakukan pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BM) sebagai upaya mendukung pembangunan di wilayah itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu di Sorong, Jumat, menjelaskan selain Pertamina yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk pemenuhan kebutuhan nasional, hasil dari minyak dan gas (Migas) akan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dana bagi hasil (DBH) Migas.
"Saya mewakili Pj Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menyampaikan terima kasih kepada pihak Pertamina yang terus berusaha dan berupaya untuk mencari Migas untuk menunjang pembangunan," jelasnya.
Menurut dia, ada tanggung jawab yang diberikan negara kepada Pertamina untuk menghasilkan 1 juta barel, sehingga Pemerintah Papua Barat Daya bersama masyarakat adat mendukung penuh atas upaya Pertamina dalam memenuhi pemenuhan kuota Migas secara nasional.
"Kami semua berdoa supaya Pertamina bisa menemukan titik potensial Migas guna memenuhi kebutuhan nasional dan sekaligus bisa berdampak positif terhadap pembangunan masyarakat di wilayah produksi," katanya.
Dia mengakui bahwa, Papua Barat Daya sejak zaman Belanda sudah terkenal dengan potensi Migas, kemudian pernah memecahkan rekor penghasil Migas 100 ribu barel per hari.
"Atas doa masyarakat adat dan pemerintah, usaha Pertamina bisa mendapatkan Migas untuk menjawab kebutuhan nasional maupun masyarakat di provinsi ke-38 ini," ujarnya.
Dia berkomitmen akan mengawal segala proses yang berkaitan dengan perizinan, sebab Migas ini masuk dalam kategori program strategi nasional, sehingga di kawasan-kawasan yang mungkin tidak diakomodasi di dalam RTRW bisa dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu, dia juga berharap kepada perusahaan sawit yang memiliki lokasi potensial menghasilkan Migas, bisa berkolaborasi dan bermitra supaya potensi-potensi Migas itu bisa dioptimalkan dengan baik dan maksimal.
"Karena ketika upaya ini telah berhasil, maka hasilnya akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk DBH Migas," harap dia.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) dan Zona 14 Papua Field (PEP Papua) dari Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina melakukan pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001 di Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku, Subagyo, menjelaskan upaya ini merupakan bagian dari drilling campaign di wilayah timur Indonesia untuk mendukung target produksi nasional.
Sumur BMR-001 memulai operasi pengeboran pada minggu ke-4 bulan April 2024 dengan target kedalaman dangkal dengan menggunakan land rig.
"Pengeboran ini dilakukan untuk membuktikan keberadaan cadangan migas," kata dia.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Subagyo pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada para pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat pemilik hak ulayat yang selalu mendukung aktivitas hulu migas.
“Sejak 15 September 2021, telah dilakukan proses pengadaan tanah dan upacara adat sumur eksplorasi BMR-001 bersama pemilik hak ulayat marga Idik," jelas dia.
Pada proses itu, SKK Migas-KKKS Pertamina EP membutuhkan waktu tiga tahun lebih untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan PT Henrison Inti Persada (HIP), pemegang konsesi lahan kelapa sawit.
Menurut dia SKK Migas terus mendorong program pengeboran sumur eksplorasi di kawasan timur Indonesia, karena potensi cadangan migas besar saat ini berada di kawasan tersebut.
Pengeboran sumur BMR-001 di Kepala Burung dalam rangka mengoptimalkan potensi migas di Papua Barat Daya dan sebagai upaya menemukan sumber cadangan migas untuk menambah produksi dan mendukung pemenuhan kebutuhan nasional.
"Kesiapan industri hulu migas untuk mendukung peningkatan cadangan migas nasional melalui pengeboran sumur eksplorasi yang lebih masif dan agresif di tahun ini. Target pengeboran sumur eksplorasi di wilayah Pamalu tahun 2024 sebanyak 8 sumur," bebernya.
Menurut dia, upaya ini tujuannya untuk memberikan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan migas secara nasional serta mendukung pencapaian target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.