Penanggungjawab Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya Corlin M Hauwahu di Sorong, Jumat, menjelaskan Program Jambu Hidup merupakan program prioritas provinsi itu sebagai keberpihakan terhadap kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita, lewat pemenuhan gizi.
"Sehingga Pemprov PBD menyediakan anggaran yang dibagikan kepada enam kabupaten dan kota supaya pemenuhan gizi terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita, bisa terpenuhi secara maksimal," ucapnya.
Bantuan ini, kata dia, akan digunakan untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan dapur gizi yang telah dibangun di setiap wilayah di Papua Barat Daya.
"Dana ini digunakan untuk membiayai jasa masak, sewa rumah sebagai rumah gizi atau dapur gizinya, serta pembelian makanan tambahan lokal," kata Corlin.
Bentuk makanan tambahan lokal yang diberikan disesuaikan dengan makanan yang sering dikonsumsi oleh bayi dan balita, ibu hamil, serta ibu menyusui, di daerah setempat.
"Dana ini diberikan selama satu tahun dan sasaran kami adalah berkisar 100 sampai 150 orang per kabupaten/kota," ujar Corlin.
Ia menyebutkan bahwa besaran bantuan Program Jambu Hidup bervariasi setiap kabupaten dan kota, tergantung pada jumlah sasaran penerima.
Pihaknya memastikan anggaran Program Jambu Hidup itu akan berjalan baik dan akan diintervensi rutin dari pemprov selama empat kali setahun guna memastikan penerapan anggaran itu oleh setiap kabupaten dan kota.
"Jadi ini akan dievaluasi secara rutin oleh Pemprov Papua Barat Daya untuk melihat sejauh mana implikasi dari realisasi dana itu," ujar Corlin.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Sorong Hermanus Kalasuat menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemprov PBD atas dukungannya terhadap Program Jambu Hidup di Kota Sorong.
Dinas Kesehatan Kota Sorong berkomitmen mengelola dana Program Jambu Hidup dengan sebaik-baiknya. "Kami akan memastikan bahwa program ini dapat berjalan lancar dan mencapai target yang diharapkan," kata Hermanus.