Manokwari (ANTARA) - Dukungan yang konsisten dari Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat membuat petani setempat mampu meningkatkan produksi beras lantaran bisa melakukan panen tiga kali dalam setahun.
Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Tanaman Pangan Manokwari, Kukuh Saptoyudo di Manokwari, Kamis, menjelaskan Pemkab Manokwari secara konsisten membeli padi dari petani lokal.
"Sebelumnya petani memanfaatkan dua musim tanam dalam setahun, yaitu Oktober dan Maret. Tapi karena sekarang beras petani sudah dibeli pemerintah, pasaran sudah pasti maka petani di SP1 satu tahun bisa panen tiga kali. Indeks Panen (IP) petani sudah 300," kata Kukuh.
Ia mengatakan, pemerintah secara rutin membeli beras melalui badan usaha milik desa (BUMDes). Langkah itu selain menghidupi para petani, juga menghidupkan perekonomian di tingkat kampung.
"Pemerintah semula membeli beras dari petani seharga Rp10.973 per kg, tapi sekarang Rp12.500 per kg. Sekarang BUMDes juga tumbuh, tahun ini sudah ada empat BUMDes yaitu di SP1, SP2, SP4 dan SP10, sebelumnya hanya tiga," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah dibeli pemerintah, BUMDes yang akan menyalurkan beras pada ASN Pemkab Manokwari. Satu ASN mendapat jatah 10 kg, suami-istri 20 kg. Sedangkan untuk anak maksimal 2 anak mendapat jatah 20 kg.
"Ini adalah langkah dari pemerintah untuk stabilkan harga dari petani. Kalau tidak begitu, tengkulan yang akan membeli beras dari petani dengan harga yang lebih murah," kata Kukuh.
Kukuh menjelaskan, saat ini petani di Manokwari mampu menghasilkan beras 2 ton per 1 hektare sawah. Lahan pertanian tersebar di Distrik Warmare, Prafi, Masni dan Sidey dengan total luas lahan lebih dari 973 hektare.
"Sedangkan kelompok tani beras di Kabupaten Manokwari berjumlah 126," kata Kukuh.
Sebelumnya, Bupati Manokwari Hermus Indou mengatakan BUMDes mempunyai peran penting untuk menciptakan kemandirian ekonomi daerah. Pemerintah daerah bersama-sama masyarakat akan mengelola potensi ekonomi kerakyatan untuk memberi nilai tambah bagi fiskal daerah.