Bank Indonesia (BI) terus mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Papua Barat melalui penguatan edukasi cinta bangga dan paham rupiah yang dilakukan secara masif.
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy di Manokwari, Selasa, mengatakan kampanye cinta bangga dan paham (CBP) rupiah memerlukan sinergi kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan semua elemen masyarakat.
Oleh sebabnya, Bank Indonesia menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) guna mengoptimalkan edukasi dan literasi terkait rupiah.
"Supaya masyarakat bisa perlakukan rupiah dengan tepat, dan terhindar dari kejahatan uang palsu," kata Rommy pada kegiatan training of trainer (ToT) CBP.
Ia menjelaskan edukasi CBP juga bertujuan untuk mewujudkan stabilitas nilai rupiah, sistem pembayaran, dan sistem keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Cinta rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat mengenal karakteristik dan desain uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Rupiah juga simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa," kata Rommy.
Sebagai ujung tombak pendidikan, kata dia, guru secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran agar menjadi generasi muda yang terampil, cerdas, dan bermoral tinggi.
Untuk itu, Rommy berharap pelaksanaan training of trainer dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para guru yang tergabung dalam PGRI.
"Guru sebagai peserta ToT dapat memberikan edukasi ke murid-murid di sekolah," ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh perbankan konvensional di Papua Barat berperan aktif mengampanyekan program CBP dalam setiap kegiatan.
Sinergi kolaborasi tersebut bermaksud agar edukasi tentang rupiah bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat.
"Perbankan sebagai ujung tombak transaksi keuangan harus kampanyekan CBP dalam berbagai kegiatan," ucap dia.
Ia menuturkan training of trainer CBP dan transaksi keuangan digital nantinya ditindaklanjuti dengan pemantauan dan penilaian terhadap sekolah maupun perbankan yang telah melaksanakan edukasi.
Dalam waktu dekat, pemantauan dan penilaian akan diselenggarakan Bank Indonesia di Manokwari.
"Sebagai tindak lanjut ToT, BI bersama Pemkab Manokwari melakukan penilaian terhadap sekolah dan perbankan," ujar Rommy.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manokwari Henry Sembiring mengapresiasi upaya Bank Indonesia meningkatkan literasi dan edukasi tentang uang rupiah bagi masyarakat.
Pelaksanaan training of trainer yang diikuti ratusan guru harus berdampak positif terhadap penguatan edukasi di lingkungan sekolah.
"Guru harus bisa menjadi edukator yang baik di lingkungan sekolah masing-masing," tutur Henry Sembiring.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Indonesia antisipasi peredaran uang palsu di Papua Barat