Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa'ad dalam sambutannya saat menjadi inspektur upacara pada momentum HUT ke-56 Kabupaten Sorong, Rabu, menjelaskan daerah ini telah menjadi rumah kebhinekaan bagi seluruh masyarakat yang majemuk dengan perbedaan latar belakang budaya, ras, agama dan bahasa tetapi tetap hidup rukun berdampingan sampai saat ini.
"Ini terbukti bahwa di Kabupaten Sorong terwujudlah kehidupan yang harmoni antar umat beragama maupun budaya,” kata Musa’ad.
Musa'ad mengakui bahwa berlandaskan dari perwujudan nilai-nilai kebhinekaan itu, terimplikasi terhadap beberapa capaian Pemerintah Kabupaten Sorong seperti capaian penurunan stunting dari 28,7 persen 2021 menjadi 23,8 persen tahun 2022, kemudian penekanan terhadap inflasi daerah, sehingga daya beli masyarakatnya tetap stabil.
"Saya atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya mengapresiasi capaian itu," kata Musa'ad.
Musa'ad mengakui bahwa deretan capaian tersebut berkat campur tangan dan kerja sama serta dukungan seluruh stakeholder, baik TNI, Polri, pihak swasta, masyarakat, juga legislatif yang telah membantu mengawal setiap kebijakan yang ada.
Untuk menuju kesuksesan pembangunan suatu daerah, kata Musa’ad, sistem keamanan menjadi hal paling mendasar yang harus dimiliki. Oleh karenanya Musa’ad meminta aparat keamanan bersinergi dengan seluruh masyarakat untuk benar-benar menjadikan Kabupaten Sorong sebagai Rumah Kebhinekaan.
“Mari bersama-sama kita wujudkan Kabupaten Sorong sebagai Rumah Kebhinekaan, hidup berdampingan yang aman dan harmonis," ajak Musa'ad.
Guna mewujudkan komitmen Kabupaten Sorong sebagai Rumah Kebhinekaan, upacara peringatan HUT Ke-56 Kabupaten Sorong di Alun-Alun Aimas, meriah dengan balutan busana adat dari masing-masing suku nusantata.
Meski di bawah langit mendung dan sempat dianugerahi guyuran rintik hujan, tak menyurutkan semangat para peserta upacara untuk mengikuti kegiatan itu hingga akhir.
Sementara itu, Penjabat Bupati Mosso menjelaskan, Kabupaten Sorong sebagai daerah induk yang telah melahirkan satu kota dan empat kabupaten, kemudian telah membuka ruang untuk menerima semua orang dengan latar belakang kebudayaan, suku dan bahasa yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke.
“Kabupaten Sorong telah ditetapkan sebagai rumah kebhinekaan. Karena Kabupaten Sorong selama 56 tahun perjalanan pemerintahan yang begitu panjang telah menerima semua proses perubahan yang terjadi dalam sejarah dan peradaban. Hingga hari ini Kabupaten Sorong membuat kita mampu merasakan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai kebhinekaan menjadi bagian dari kehidupan,” kata Moso.
Tak hanya perbedaan latar belakang budaya, Kabupaten Sorong juga bahkan dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang keyakinan berbeda.
“Bahkan kita memiliki Kampung kerukunan yang dihuni masyarakat dengan 5 keyakinan berbeda namun kehidupan di sana tetap rukun dan harmoni,” ungkap Moso.
Kabupaten Sorong juga ditemukan keberagaman dari berbagai paguyuban kesukuan dari nusantara yang menyatu memberikan satu nilai positif. Oleh karenanya, sebagai bupati Moso juga berkomitmen harus melihat Indonesia dari sejarah masa lalu dan Indonesia hari ini untuk membangun keberagaman ini sebagai modal kekayaan.
“Kabupaten Sorong pada 56 tahun yang lalu telah diletakkan dasar oleh pemimpin-pemimpin hebat Indonesia dan mereka telah meletakkan pondasi dasar yang kokoh yang telah dilanjutkan oleh pemimpin dari generasi ke generasi hingga pada hari ini,” ungkap Mosso.
Moso berharap, dengan ditetapkannya Kabupaten Sorong sebagai Rumah Kebhinekaan, akan semakin terbangun image positif tentang kehidupan masyarakat Kabupaten Sorong yang aman, nyaman, tentram dan harmoni.
"Saya bangga dan bersyukur seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama berpakaian adat dari masing-masing suku nusantara ikut ambil bagian dalam upacara HUT Kabupaten Sorong," ungkap Mosso.