Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat mengkaji kemungkinan pelajaran keterampilan masuk kurikulum sebagai muatan lokal di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah tersebut.
Bupati Manokwari Hermus Indou di Manokwari, Senin, menyatakan kajian diperlukan untuk memastikan implementasi pelajaran keterampilan itu dapat berdampak baik, terutama dalam menanamkan nilai positif kewirausahaan.
"Kita tidak akan buru-buru mengenai hal ini, tetapi kita ingin anak-anak ketika menyelesaikan pendidikan mereka nanti, mereka dapat mengembangkan potensi dan juga kreativitas sebagai bagian dari proses pembangunan daerah," ujar dia.
Dia menyebut muatan lokal pelajaran keterampilan perlu didorong untuk ada di SD dan SMP, sedangkan untuk SMK dinilainya sudah pasti berjalan.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Manokwari Febelina Indou menyatakan pendidikan keterampilan sudah memudar di era digitalisasi.
Hal tersebut yang mendorong pihaknya untuk mengusulkan agar pelajaran kewirausahaan dapat dimasukkan sebagai muatan lokal di sekolah.
Dia menyatakan anak-anak dapat difokuskan pada keterampilan dengan harapan dapat mengurangi aktivitas mereka bermain gawai.
"Kalau keterampilan masuk sekolah itu akan berdampak baik karena sudah ada bibit-bibit kita untuk mengembangkan keterampilan dan kita tidak akan kekurangan SDM khususnya yang bisa membawa keterampilan sebagai bagian dari produk wirausaha khususnya usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," ungkap dia.
Seorang guru SMA Negeri 1 Manokwari Elisabeth Renwarin menyatakan sekolah telah memiliki pelajaran kewirausahaan atau Pendidikan Wirausaha (PW) yang telah terjadwal di masing-masing guru.
Dia mencontohkan kelas X yang menjalankan kurikulum mereka berfokus pada tanaman hias, kelas XI mengembangkan kerajinan dan pengolahan semisal daur ulang plastik, serta kelas XII yang mempraktikkan budi daya seperti hidroponik.