Sorong (ANTARA) - Masyarakat Kelompok Tani Hutan atau KTH binaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat (BBKSDA) Papua Barat melakukan praktek kepemanduan dan pendataan daya tarik wisata di kawasan Taman Wisata Alam Kota Sorong, Jumat.
Praktek lapangan tersebut didampingi tim BBKSDA Papua Barat dan pemateri dari Himpunan Pramuwisata Indonesia, Konservasi Indonesia, Flora Fauna Internasional Indonesia, dan Indonesia Ecotourism Institute.
"Praktek lapangan bertujuan agar peserta masyarakat kelompok tani hutan dari kampung binaan Sapokren, Warkesi, Warimak, Waifoi Kabupaten Raja Ampat, perwakilan kelompok tani hutan Matoa di Taman Wisata Alam Kota Sorong, serta perwakilan masyarakat pegunungan Kabupaten Tambrauw memahami materi teori yang diterima," kata Kepala Bidang Teknis BBKSDA Papua Barat Tasliman.
Dia menjelaskan bahwa pengembangan wisata alam pada keenam kampung tersebut merupakan bentuk upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh BBKSDA Papua Barat dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan konservasi melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam.
Pengembangan kapasitas kelompok masyarakat berbasis ekowisata di kawasan konservasi, kata Tasliman, sebagai upaya mendukung partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi.
Kegiatan ini juga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan mereka dalam mendukung pengembangan ekowisata berbasis masyarakat kawasan konservasi.
"Kami mengharapkan melalui kegiatan ini masyarakat dapat manfaat sebanyak-banyaknya tentang pengelola wisata alam di sekitar kawasan konservasi serta bersama mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh Balai Besar KSDA Papua Barat," ujarnya.