Manokwari (ANTARA) - Provinsi Papua Barat tahun ini mendapatkan alokasi minyak goreng curah dari Pemerintah Pusat sebanyak 2.074 ton untuk disalurkan kepada masyarakat setempat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Papua Barat George Yarangga di Manokwari, Senin, mengatakan dari jumlah alokasi minyak goreng curah itu yang baru terealisasi dalam pengiriman ke Papua Barat sebanyak 451,44 ton.
Penyaluran minyak goreng curah tersebut melalui distributor yang menerima penugasan di Papua Barat yakni PT Mariat Utama di Kota Sorong dan PT Irian Jaya Sehat di Manokwari.
"Masih ada kuota sebanyak 1.623 ton yang belum masuk ke wilayah Papua Barat dari produsen PT Sinar Mas Agro Resources and Technology di Surabaya. Kami berharap secepatnya bisa direalisasikan," ujar Yarangga.
Ia berharap ketersediaan minyak goreng curah sebanyak 1.623 ton dapat menetralisasi harga minyak goreng di pasar tradisional menjelang hari raya Idul Adha.
"Karena dengan ketersediaan minyak goreng yang cukup di pasar tentu akan menetralisasi harga minyak goreng di wilayah ini," kata Yarangga.
jajaran Disperindag Papua Barat, katanya, kini terus mengawasi penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 tahun 2022.
Dalam rangka itu, Disperindag Papua Barat melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Satgas Pangan Polda Papua Barat untuk melakukan pengecekan di pasar.
Sesuai Keputusan Menteri Perdagangan, harga tertinggi minyak goreng curah berkisar Rp14.000 hingga Rp15.000 per liter.
Meski masih didapati harga minyak goreng curah yang tidak sesuai dengan HET yang telah ditentukan, Yarangga menyebut hal itu terjadi karena biaya distribusi di wilayah Papua Barat berbeda dengan wilayah lain di nusantara.
"Kenaikan Harga di pasar yang tidak sesuai dengan HET disebabkan oleh biaya distribusi, repacking ke kemasan 1 hingga 2 liter ini yang kami akan awasi," ujarnya.