Manokwari, (Antaranews Papua Barat)-Bandar Narkoba di Makassar, Sulawesi Selatan mendominasi hampir 90 persen penyelundupan sabu-sabu di wilayah Provinsi Papua Barat.
Penyidik Pratama Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Barat, Zulkarnain di Manokwari, Minggu, mengatakan, peredaran sabu-sabu di daerah tersebut masih didominasi oleh sabu-sabu. Dalam kegiatan pemberantasan yang dilaksanakan, pelaku yang tertangkap rata-rata berperan sebagai pengedar.
Ia menyebutkan, secara keseluruhan pada 2016 BNN Papua Barat menangani sembilan kasus, 2017 tujuh kasus dan 2018 per September sudah delapan kasus yang ditangani.
"Rata-rata mereka pengedar yang tergabung dalam jaringan antar provinsi. Sabu-sabu yang masuk di Papua Barat, hampir 90 persen berasal dari Makassar. Kami sangat ada bandar-bandar besar ada di sana," sebut Zulkarnain.
Selain Makassar, lanjutnya, daerah lain yang juga menjadi pemasok sabu di Papua Barat adalah Surabaya. Jaringan Surabaya yang bermain di Papua Barat, lebih rapi dan cukup berhati-hati.
"Dari kasus yang kami tangani, misalnya, jaringan Surabaya ini dalam satu hari hanya melayani satu transaksi. Bedanya dengan jaringan Makassar, mereka bisa satu kali lebih bahkan sampai subuh pun masih mereka layani," katanya.
Zulkarnain mengutarakan, Sorong menjadi pintu masuk bagi para bandar baik sabu maupun ganja. Melalui Sorong narkoba beredar ke daerah lain.
Menurutnya, narkoba sudah beredar di hampir seluruh daerah di Papua Barat. Peredaran narkoba paling besar terjadi di Sorong di susul Manokwari dengan sasaran masyarakat kelas ekonomi menengah keatas.
"Sabu-sabu di sini mahal, satu gram biasa dijual pada kisaran Rp.2,5 juta sampai Rp. 2,8 juta. Sementara ganja cuma 100 perpaket atau satu gram," kata dia.
Tingginya nilai jual Sabu, lanjut Zulkarnain, Papua Barat menjadi pasar yang sangat empuk bagi para bandar.(*)
Bandar Makassar dominasi penyelundupan sabu Papua Barat
Minggu, 30 September 2018 18:42 WIB