Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Papua Barat mengusulkan konsep kerja sama dengan perguruan tinggi di provinsi tersebut guna mengakomodasi anak asli Papua yang menerima program beasiswa.
Kabid Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Penyelenggara Tugas Pembantuan Disdik Papua Barat Sudjanti Kamat di Manokari, Selasa, mengatakan program tersebut akan direalisasikan mulai 2025.
"Jadi, kami awali dulu penandatangan kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di setiap kabupaten di Papua Barat," kata Sudjanti.
Ia menyebut, program beasiswa tersebut menyasar orang asli Papua yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu, sehingga memperoleh kesempatan mengakses pendidikan tinggi.
Informasi itu nantinya disampaikan kepada pemerintah kabupaten di Papua Barat melalui masing-masing disdik agar melakukan pendataan terhadap calon peserta penerima program beasiswa.
"Banyak anak-anak Papua yang cerdas tapi orang tua tidak punya uang biaya kuliah, jadi kami fasilitasi lewat beasiswa," ucap dia.
Menurut dia, peserta yang dinyatakan lolos seleksi diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan program studi disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di masing-masing kabupaten.
Proses seleksi tentunya akan melibatkan akademisi dari perguruan tinggi yang telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan Papua Barat.
"Supaya setelah mereka lulus, bisa diberdayakan karena program studi yang dipilih itu sesuai potensi daerah masing-masing," ujar Sudjanti.
Ia mengatakan, ada sejumlah perguruan tinggi yang bakal diajak kerja sama antara lain, Universitas Papua (Unipa), Universitas Caritas, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah, dan lainnya.
Kerja sama pelaksanaan program beasiswa dengan perguruan tinggi di tujuh kabupaten se-Papua Barat merupakan upaya pemerintah provinsi mendorong pengembangan ekosistem pendidikan tinggi.
"Kenapa kami pilih perguruan tinggi yang ada di Papua Barat, supaya lebih sesuai dengan kondisi daerah, sekaligus mendorong kampus berkembang," ujar Sudjanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kabid Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Penyelenggara Tugas Pembantuan Disdik Papua Barat Sudjanti Kamat di Manokari, Selasa, mengatakan program tersebut akan direalisasikan mulai 2025.
"Jadi, kami awali dulu penandatangan kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di setiap kabupaten di Papua Barat," kata Sudjanti.
Ia menyebut, program beasiswa tersebut menyasar orang asli Papua yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu, sehingga memperoleh kesempatan mengakses pendidikan tinggi.
Informasi itu nantinya disampaikan kepada pemerintah kabupaten di Papua Barat melalui masing-masing disdik agar melakukan pendataan terhadap calon peserta penerima program beasiswa.
"Banyak anak-anak Papua yang cerdas tapi orang tua tidak punya uang biaya kuliah, jadi kami fasilitasi lewat beasiswa," ucap dia.
Menurut dia, peserta yang dinyatakan lolos seleksi diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan program studi disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di masing-masing kabupaten.
Proses seleksi tentunya akan melibatkan akademisi dari perguruan tinggi yang telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan Papua Barat.
"Supaya setelah mereka lulus, bisa diberdayakan karena program studi yang dipilih itu sesuai potensi daerah masing-masing," ujar Sudjanti.
Ia mengatakan, ada sejumlah perguruan tinggi yang bakal diajak kerja sama antara lain, Universitas Papua (Unipa), Universitas Caritas, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah, dan lainnya.
Kerja sama pelaksanaan program beasiswa dengan perguruan tinggi di tujuh kabupaten se-Papua Barat merupakan upaya pemerintah provinsi mendorong pengembangan ekosistem pendidikan tinggi.
"Kenapa kami pilih perguruan tinggi yang ada di Papua Barat, supaya lebih sesuai dengan kondisi daerah, sekaligus mendorong kampus berkembang," ujar Sudjanti.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024