Pasokan beras dari Perum Bulog Cabang Manokwari, Provinsi Papua Barat hanya dapat memenuhi 10 persen dari kebutuhan beras di daerah sementara sisanya dipasok pihak swasta.

Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari Armin Bandjar di Manokwari, Minggu, mengatakan sebagian besar atau 90 persen kebutuhan beras di daerah disediakan oleh sektor swasta.

"Memang secara umum Bulog hanya bisa memenuhi 10 persen kebutuhan beras di daerah," katanya.

Ia mengatakan, jumlah penduduk di lima kabupaten yang menjadi wilayah Bulog Manokwari saat ini berjumlah 570 ribu orang.

Lima kabupaten tersebut adalah Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.

Ia mengatakan, berdasarkan perhitungan BPS Papua Barat, jumlah kebutuhan beras dengan jumlah penduduk seperti itu mencapai 13.000 ton per bulan.

"Itu artinya Bulog hanya menyediakan 1.300 ton, sedangkan dari suplai beras lainnya disediakan oleh pihak swasta maupun produksi beras lokal," katanya.

Ia menambahkan, meski hanya memenuhi sebagian kecil kebutuhan masyarakat, tapi kehadiran beras Bulog diharapkan mampu untuk menstabilkan harga beras di pasaran.

Ia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan beras di wilayahnya, saat ini Bulog Manokwari menyediakan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1.700 ton di gudang.

“Stok beras tersebut masih akan bertambah lagi 5.000 ton yang sedang dalam perjalanan. Jadi dipastikan stok beras kita aman,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini Bulog Manokwari tidak lagi menyerap beras dari petani lokal. Hal itu disebabkan ongkos produksi petani lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan pemerintah melalui Instruksi Presiden.

"Kita terikat dengan aturan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp9.950 itu pun sudah diterima di gudang Bulog. Sementara dari petani, harga produksi saja mencapai Rp13.500, jadi kita tidak mungkin membeli beras petani lokal untuk CBP,” ujarnya.

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024