Manokwari (ANTARA) - Penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, telah mencapai 91 persen dari target yang ditetapkan tahun ini.
Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari Armin Bandjar, di Manokwari, Selasa, mengatakan realisasi penjualan SPHP telah mencapai 1.365 ton dari target 1.500 ton yang ditetapkan tahun ini.
"Kami peringkat ketiga se-Kanwil Papua, peringkat pertama dan kedua adalah Kanwil Papua sendiri dan Cabang Merauke yang sudah menjual 100 persen," ujarnya.
Ia mengatakan, penjualan beras SPHP sebenarnya bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasar.
Beras SPHP memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp13.500 per kilogram atau 67.500 per kemasan 5 kilogram, beras tersebut menjadi beras termurah pada pasaran di Manokwari. Rata-rata harga beras di pasar Manokwari berkisar di atas Rp16.000 per kilogram.
"Karenanya kami tidak dibatasi target penjualan. Penjualan beras SPHP tetap mengikuti kemauan pasar. Selama pasar masih butuh, penjualan tidak kami tahan di 1.500 ton, tetap kami teruskan," ujarnya.
Ia mengatakan pula, saat ini Bulog Manokwari telah memperbanyak tempat-tempat penjualan beras SPHP, terutama ritel modern.
Retail modern dianggap lebih tertib menerapkan HET dibanding kios-kios kecil. Dengan begitu, semakin banyak retail modern yang menjual SPHP maka semakin banyak masyarakat mengetahui HET beras SPHP
Menurutnya, mitra Bulog yang menjual beras SPHP akan selalu dilayani jika mematuhi mekanisme penjualan yang ditentukan dan menjual di bawah HET.
Pihaknya selalu rutin memantau mitra-mitra agar penjalan beras SPHP tetap sesuai HET, sehingga fungsi SPHP untuk stabilisasi harga beras dapat terwujud.
"Jika semakin banyak mitra yang menjual beras SPHP sesuai HET maka pedagang nakal yang jual beras SPHP dengan harga tinggi perlahan tidak akan laku," ujarnya pula.