Perum Bulog Cabang Manokwari, Provinsi Papua Barat memastikan stok beras aman selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1445 Hijriah sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari, Armin Bandjar di Manokwari, Selasa, mengatakan stok beras yang tersedia di gudang Bulog Manokwari saat ini masih sebanyak 1.100 ton.

"Tapi beras sudah akan datang lagi 6.000 ton. Alokasi tersebut sudah masuk pada perintah logistik (prinlog) pengiriman dari Jawa Timur dan Makassar," katanya.

Ia mengatakan, stok beras 1.100 ton yang ada saat ini bisa sampai bulan Mei dengan alokasi penyaluran 300 ton untuk ASN dan TNI-Polri, 100 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dan 553 ton untuk bantuan pangan.

Ia menjelaskan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) tersebut untuk memenuhi kebutuhan beras pada lima kabupaten yang masuk dalam wilayah kerja Bulog Manokwari yaitu Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondama.

"Pasokan beras dari Bulog hanya memenuhi 8-10 persen dari kebutuhan beras masyarakat. Sebagian besar kebutuhan beras disediakan sektor swasta," katanya.

Ia menambahkan, meski hanya memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat, tapi kehadiran beras Bulog diharapkan mampu untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Apalagi saat ini harga beras di Indonesia sedang mengalami kenaikan akibat masa panen petani yang mundur.

"Meskipun di sini (Papua) kenaikan tidak terlalu berpengaruh, karena sudah terbiasa dengan harga mahal, dan konsumsi beras tidak terlalu banyak jika dibandingkan di Jawa," katanya.

Ia menambahkan, Bulog Manokwari tidak lagi ada penugasan menyerap beras dari petani lokal. Saat ini ongkos produksi petani lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan pemerintah melalui Instruksi Presiden.

"Kita dikasih rambu-rambu oleh pemerintah melalui Inpres dimana harga beras yang diterima di gudang Bulog hanya Rp9.950. Jadi acuan ini yang menyulitkan kami. Sementara harga dari penggilingan di Jawa saja sudah Rp12 ribu, jadi kita tidak mungkin pengadaan. Kesulitan pengadaan dari petani terjadi di seluruh Indonesia," katanya.

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024