Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan/BPJAMSOSTEK Kantor Cabang Papua Barat membayarkan klaim senilai Rp391,94 miliar selama 2023 kepada peserta BPJAMSOSTEK di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Kepala Cabang BPJAMSOSTEK Papua Barat Nasrullah Umar di Sorong, Selasa, menjelaskan pembayaran klaim ini dialokasikan untuk program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), program jaminan hari tua (JHT), program Jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), program jaminan pensiun (JP) dan program beasiswa pendidikan kepada anak peserta BPJAMSOSTEK yang telah meninggal dunia.
Dia menjelaskan BPJAMSOSTEK lembaga penjamin dan perlindungan sosial kepada seluruh pekerja di Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan seluruh masyarakat dijamin secara baik lewat program-program strategis BPJAMSOSTEK.
"Jadi periode 2023 kita membayar klaim senilai Rp391,94 miliar untuk masyarakat yang sudah masuk di dalam program BPJAMSOSTEK," katanya.
Dia menyebutkan alokasi dana paling banyak digunakan untuk membayar klaim program JHT mencapai Rp343,60 miliar dengan 24.614 kasus di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Akumulasi klaim tersebut dibayarkan melalui beberapa kantor cabang di bawah BPJAMSOSTEK Papua Barat, termasuk di Manokwari 3.592 kasus, Fak-Fak 2.908 kasus, dan Raja Ampat 3.384 kasus.
Namun, katanya, terbanyak Papua Barat dengan 14.730 kasus.
Pembayaran klaim terbanyak kedua dialokasikan untuk program JKM senilai Rp 37,71 miliar dengan total kasus mencapai 1.068 di kantor cabang Papua Barat, Manokwari, Fak-Fak, dan Raja Ampat.
"Terbesar ketiga adalah program JKK senilai Rp6,55 miliar untuk 527 kasus," katanya.
Program JP sebesar Rp3,03 miliar untuk 302 kasus, program beasiswa pendidikan senilai Rp1,002 miliar untuk 226 kasus dan program JKP senilai Rp30,9 juta untuk empat kasus.
Dia menyebutkan kasus kecelakaan kerja paling tinggi terjadi di Papua Barat dengan total 494 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Cabang BPJAMSOSTEK Papua Barat Nasrullah Umar di Sorong, Selasa, menjelaskan pembayaran klaim ini dialokasikan untuk program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), program jaminan hari tua (JHT), program Jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), program jaminan pensiun (JP) dan program beasiswa pendidikan kepada anak peserta BPJAMSOSTEK yang telah meninggal dunia.
Dia menjelaskan BPJAMSOSTEK lembaga penjamin dan perlindungan sosial kepada seluruh pekerja di Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan seluruh masyarakat dijamin secara baik lewat program-program strategis BPJAMSOSTEK.
"Jadi periode 2023 kita membayar klaim senilai Rp391,94 miliar untuk masyarakat yang sudah masuk di dalam program BPJAMSOSTEK," katanya.
Dia menyebutkan alokasi dana paling banyak digunakan untuk membayar klaim program JHT mencapai Rp343,60 miliar dengan 24.614 kasus di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Akumulasi klaim tersebut dibayarkan melalui beberapa kantor cabang di bawah BPJAMSOSTEK Papua Barat, termasuk di Manokwari 3.592 kasus, Fak-Fak 2.908 kasus, dan Raja Ampat 3.384 kasus.
Namun, katanya, terbanyak Papua Barat dengan 14.730 kasus.
Pembayaran klaim terbanyak kedua dialokasikan untuk program JKM senilai Rp 37,71 miliar dengan total kasus mencapai 1.068 di kantor cabang Papua Barat, Manokwari, Fak-Fak, dan Raja Ampat.
"Terbesar ketiga adalah program JKK senilai Rp6,55 miliar untuk 527 kasus," katanya.
Program JP sebesar Rp3,03 miliar untuk 302 kasus, program beasiswa pendidikan senilai Rp1,002 miliar untuk 226 kasus dan program JKP senilai Rp30,9 juta untuk empat kasus.
Dia menyebutkan kasus kecelakaan kerja paling tinggi terjadi di Papua Barat dengan total 494 kasus.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024