PT PLN melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) Unit Induk Wilayah Papua Dan Papua Barat (UIW PPB) memberikan bantuan gerobak pada salah satu pedagang di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
General Manager PLN UIW PBB Budiono di Manokwari, Rabu, mengatakan bantuan tersebut merupakan program pemberdayaan ekonomi perorangan yang disalurkan melalui UP3 PLN Manokwari dan ULP Bintuni.
"Bantuan Gerobak Cahaya diserahkan pada salah satu pedagang yaitu penjual nasi kuning Mama Anti yang lokasi usahanya di kompleks Pasar Sentral Teluk Bintuni," kata Budiono.
Budiono menjelaskan, Mama Anti dipilih karena sudah berjualan nasi kuning sejak 2007 dan saat ini berstatus janda. Sedangkan Mama Anti juga harus menafkahi anak-anaknya yang bersekolah dan menuntut pendidikan di perguruan tinggi.
"Mama Anti berjualan nasi kuning dengan harga Rp15.000 hingga Rp20.000 per porsi. Beliau berjualan dengan bermodalkan gerobak yang sudah usang dan peralatan masak sederhana. Meskipun begitu Mama Anti tetap semangat berjualan untuk menghidupi keluarganya," ujarnya.
Budiono mengatakan, melalui pemberdayaan ekonomi dari YBM PLN diharapkan dapat membantu modal usaha pedagang dan meningkatkan omset penerima manfaat. Bantuan tersebut seiring semangat YBM PLN yang baru saja merayakan milad ke 17 tahun.
"Sumber dana bantuan merupakan potongan dari penghasilan seluruh karyawan-karyawati PLN yang beragama Islam. Pengurus YBM di Unit dan ULP diharapkan tetap konsisten dan istiqomah menjalankan program-program YBM guna membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan ke pelosok negeri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
General Manager PLN UIW PBB Budiono di Manokwari, Rabu, mengatakan bantuan tersebut merupakan program pemberdayaan ekonomi perorangan yang disalurkan melalui UP3 PLN Manokwari dan ULP Bintuni.
"Bantuan Gerobak Cahaya diserahkan pada salah satu pedagang yaitu penjual nasi kuning Mama Anti yang lokasi usahanya di kompleks Pasar Sentral Teluk Bintuni," kata Budiono.
Budiono menjelaskan, Mama Anti dipilih karena sudah berjualan nasi kuning sejak 2007 dan saat ini berstatus janda. Sedangkan Mama Anti juga harus menafkahi anak-anaknya yang bersekolah dan menuntut pendidikan di perguruan tinggi.
"Mama Anti berjualan nasi kuning dengan harga Rp15.000 hingga Rp20.000 per porsi. Beliau berjualan dengan bermodalkan gerobak yang sudah usang dan peralatan masak sederhana. Meskipun begitu Mama Anti tetap semangat berjualan untuk menghidupi keluarganya," ujarnya.
Budiono mengatakan, melalui pemberdayaan ekonomi dari YBM PLN diharapkan dapat membantu modal usaha pedagang dan meningkatkan omset penerima manfaat. Bantuan tersebut seiring semangat YBM PLN yang baru saja merayakan milad ke 17 tahun.
"Sumber dana bantuan merupakan potongan dari penghasilan seluruh karyawan-karyawati PLN yang beragama Islam. Pengurus YBM di Unit dan ULP diharapkan tetap konsisten dan istiqomah menjalankan program-program YBM guna membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan ke pelosok negeri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023