Politeknik Pembangunan Pertanian (Poltekbang) Manokwari, Papua Barat, menyarankan agar beras hasil panen petani lokal dibeli dengan harga tinggi agar pengelolaan dan pengembangan padi di daerah tersebut dapat lebih berkelanjutan.
 
Wakil Direktur II Bidang Administrasi dan Kepegawaian Poltekbang Manokwari Latarus Fanghoi di Manokwari, Papua Barat, Kamis, menyatakan pembelian beras dari panen petani lokal dengan harga tinggi dilakukan untuk menutupi biaya operasional yang biasanya sangat besar.
 
"Kita juga sarankan agar petani beras lokal ini didukung dalam hal distribusi. Kalau harga dan distribusi didukung, kita yakin petani beras lokal jadi semangat untuk menanam padi," ujar Latarus Fanghoi.
 
Latarus meyakini masalah harga beras sangat mempengaruhi petani untuk melanjutkan atau tidak untuk menanam padi.
 
Selain itu, ia juga menyarankan agar baik pihak Pemerintah Provinsi Papua Barat maupun Pemerintah Kabupaten Manokwari mengambil beras dari petani untuk memenuhi jatah beras pegawai.
 
Latarus juga menyebut beras hasil petani lokal dapat jadi hidangan konsumsi saat ada kegiatan resmi yang digelar pemerintah daerah di samping juga ada hasil kebun lainnya yang sangat populer di Papua seperti ubi, jagung dan papeda dari sagu.

Mengenai pengembangan lahan pertanian padi, Poltekbang Manokwari disebutnya dapat menyiapkan sumber daya manusia jika diperlukan sedangkan sarana dan prasarananya dapat diadakan oleh pemerintah daerah.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Manokwari Kukuh Saptoyudo menyebut harga beli beras petani dari pemerintah di Manokwari mencapai Rp10.930 per kilogram.
 
"Kalau harga gabah tidak ada, karena petani di Manokwari tidak menjual gabah," ungkap Kukuh.

Pewarta: Rachmat Julaini

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022