Wasior,(Antaranews Papua Barat)-Krisis bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, juga terjadi pada minyak tanah dan kondisi ini mendorong warga untuk kembali memanfaatkan kayu bakar untuk aktifitas memasak setiap hari.

Krisis minyak tanah di daerah tersebut sudah berlangsung sejak dua pekan lalu. Beruntung kayu bakar masih diperoleh di Teluk Wondama.

"Mau bagaimana lagi, tidak ada alternatif lain,dari pada kami bisa makan," kata Mardiance Rasubala, seorang ibu rumah tangga di Wasior, Rabu. 
    
Mardiance menyebutkan, kelangkaan minyak tanah sangat menyulitkan para ibu rumah tangga. Banyak urusan lain yang harus dikerjakan menjadi terhambat karena banyak waktu tersedot untuk memasak.

“Masak pakai kayu bakar itu memang bukan kita tidak bisa, tapi kan kita sudah biasa pakai kompor apalagi di jaman sekarang ini semua pasti mau yang praktis. Jadi kalau tidak ada minyak tanah ini memang susah sekali bagi ibu rumah tangga,"ujar ibu 4 orang anak ini.

Kelangkaan minyak tanah, dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk mencari keuntungan dengan sengaja menaikan harga minyak tanah diatas harga wajar. Di sejumlah tempat, minyak tanah dijual dengan harga Rp.10 ribu per liter bahkan ada yang mencapai Rp.15 ribu. 

Pada situasi normal, harga eceran terendah (HET) bahan bakar di daerah ini hanya Rp 6 ribu/liter.
    
“Saya baru dapat tadi satu liter Rp 10 ribu. Saya beli satu jerigen lima liter harganya Rp.50 ribu," ungkap Mardiance.

Seperti halnya premium dan solar, kelangkaan minyak tanah juga disebabkan kapal angkut yang mengalami kerusakan sehingga pasokan dari Manokwari terlambat masuk ke Wasior.
    
“Sekarang ini cuma ada satu kapal yang muat enam tangki saja. Mudah-mudahan awal bulan Desember sudah tambah satu lagi, “ ungkap Laode Filu, agen penyalur minyak tanah pada pertemuan membahas kelangkaan mitan di Gedung Sasar Wondama Manggurai, Selasa.
    
Pertemuan yang menghadirkan para pemilik pangkalan mitan di kota Wasior dan sekitarnya dipimpin Sekda Denny Simbar selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ikut hadir Kapolres AKBP Murwoto, Kepala Bappeda Phiter Lambe, Kepala Dinas Perindagkop Ekbertson Karubuy serta Kepala Bagian Perekda Jimmy Suila.
    
Dalam kesempatan itu dipastikan pasokan minyak tanah dari Manokwari kurang lebih 5 ribu liter segera tiba di Wasior.
    
“Kita sepakat hanya dijual di pangkalan dan tidak di pengecer dulu untuk sementara. Nanti pembelian pakai kupon dan kita batasi supaya merata dan adil. Untuk rumah tangga 15 liter dan untuk rumah makan 30 liter, “ kata Sekda.

Soal harga, Denny menyayangkan adanya penjualan mitan yang melebihi  harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. 
    
“HET itu wajib diikuti mau dalam keadaan langka mau normal harus tetap seperti itu. Sekarang sudah terjadi, HET 6 ribu dijual 15 ribu/liter. Itu sudah tidak boleh lagi. Makanya dalam waktu dekat kita akan keluarkan SK Bupati tentang HET ini karena selama ini masih pakai edaran saja,"ujar Denny.
 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018