Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Papua Barat mengalami inflasi 3,59 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2024 dan lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan bulan sebelumnya.
"Kondisi inflasi tahunan bulan April 2024 lebih rendah dari bulan Maret 2024 yang tercatat 4,78 persen (yoy)," kata Kepala BPS Papua Barat Merry saat konferensi pers di Manokwari, Kamis.
Dia menuturkan bahwa inflasi dipengaruhi adanya peningkatan indeks harga dari sembilan kelompok pengeluaran, sedangkan dua kelompok lainnya justru terjadi penurunan indeks harga.
Ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu kelompok makanan dan minuman, kelompok transportasi dan kelompok penyediaan makanan atau restoran.
"Inflasi kelompok makanan paling tinggi yaitu 7,59 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,69," ujar Merry.
Selain itu, kata Merry, terdapat lima komoditas utama penyumbang inflasi Papua Barat periode April 2024 yaitu beras, tarif angkutan udara, bawang putih, tomat, dan ikan tuna.
Secara bulanan, ucap dia, inflasi Papua Barat pada April 2024 tercatat 0,17 persen (mtm) lebih rendah jika dibandingkan kondisi inflasi Maret 2024 sebesar 0,50 persen (mtm).
Inflasi bulanan tersebut dipengaruhi kenaikan indeks harga dari tiga kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan dan minuman, kelompok transportasi dan kelompok perawatan jasa pribadi.
"Lima komoditas penyumbang utama inflasi bulanan Papua Barat meliputi tarif angkutan udara, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, dan perhiasan," tutur Merry.
BPS: Inflasi tahunan Papua Barat pada April 3,59 persen
Kamis, 2 Mei 2024 19:38 WIB