Teminabuan (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya membenahi penerapan kurikulum Merdeka Belajar di SD sampai dengan SMA/SMK sederajat terutama masalah jaringan internet.
Kepala Disdik Sorsel Hengki Gogoba di Teminabuan, Jumat, mengatakan pihaknya tengah melakukan sejumlah pembenahan terkait dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar tersebut,
"Kita mengalami persoalan yang sama dari SD hingga SMA dalam penerapan kurikulum Merdeka Belajar di satuan masing-masing karena terdapat berbagai kendala, di antaranya jaringan internet," kata Hengki.
Upaya yang tengah dilakukan juga di antaranya dengan melakukan rapat untuk mendengar langsung persoalan terkait penerapan kurikulum merdeka belajar.
"Selain kendala jaringan, persoalan lain yang ditemukan adalah adanya guru atau tenaga pendidik yang tinggal di pinggiran ibu kota mengalami kesulitan transportasi," katanya.
Ia mengatakan persoalan yang ditemukan itu, akan diupayakan penyelesaian sehingga tidak mengganggu jalannya proses belajar dan mengajar di semua sekolah di setiap kampung.
"Untuk Sorsel terdapat 82 SD, 109 TK/Paud, 24 SMP dan SMA/SMK 9 sekolah, yang tersebar di 15 distrik tersebut, dari semuanya itu penerimaan kurikulum Merdeka Belajar sudah dilaksanakan," jelas Hengki.
Namun kendala- kendala yang dihadapi, kata dia, kompleks di masing -masing sekolah dan harus diambil langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disdik benahi penerapan kurikulum Merdeka Belajar di Sorsel