Sorong, (Antaranews Papua Barat) - Masyarakat 19 Kampung di kawasan konservasi laut daerah selat dampier  kepulauan batanta dan salawati Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat menggelar deklarasi kawasan perikanan adat sebagai upaya menjaga ekosistem laut daerah setempat.

Prosesi adat deklarasi kawasan  perikanan adat selat dampier yang dipusatkan di kampung Yenanas Batanta, Selasa dipimpin oleh ketua dewan adat suku Maya Raja Ampat Kristian Thebu.

Acara deklarasi kawasan perikanan adat selat dampier dihadiri oleh utusan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah Provinsi Papua Barat, Kabupaten Raja Ampat dan dua lembaga yang memfasilitasi serta mendorong kegiatan deklarasi tersebut yakni Rare dan Usaid.

Ketua Dewan Adat Suku Maya Kristian Thebu mengatakan, deklarasi kawasan penekanan adat ini merupakan komitmen masyarakat adat untuk menjaga ekosistem laut dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara berkelanjutan.

Ia menyampaikan, delapan puluh persen masyarakat adat suku Maya Raja Ampat menggantungkan hidupnya pada perikanan laut sehingga kawasan laut perlu dijaga dan  diatur pemanfaatan kawasan secara baik agar berkelanjutan.

Menurut dia, masyarakat 19 kampung batanta dan salawati telah sepakat menyatakan komitmen menjaga laut mereka dengan tradisi adat Sasi sehingga ekosistem bawah laut tetap tetap terjaga guna generasi di masa yang akan datang. Masyarakat yang telah berkomitmen tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan menggunakan bahan-bahan yang mengancam keberlangsungan hidup ekosistem bawah laut serta merusak terumbu karang.

Deklarasi perikanan adat ini juga merupakan salah satu langkah membatasi nelayan luar Raja Ampat yang masuk melakukan penangkapan secara ilegal dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi keberlangsungan ekosistem bawah laut serta merusak terumbu karang.

"Masyarakat adat suku Maya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Pusat, Provinsi Papua Barat, Kabupaten Raja Ampat dan semua lembaga-lembaga konservasi yang fasilitasi serta mendorong masyarakat untuk menjaga laut guna keberlangsungan hidup di masa yang akan datang," ujarnya.

Vice Presiden Rare Taufiq Alimi yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan Rare adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang didukung oleh Sustainable Ecosystems Advanced atau Usaid Sea yang membantu pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat dan fasilitasi masyarakat adat guna mengelola kawasan konservasi perikanan.

Dia menambahkan, Rare mendorong masyarakat adat suku Maya untuk mengelola kawasan perikanan dengan baik agar ekosistem bawah laut di Kabupaten konservasi itu tetap terjaga guna generasi di masa yang akan datang.(*)

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018