Pada acara yang bertema "Pemanfaatan TIK dan Keamanan Siber dalam Mendukung Pengembangan Talenta Digital Menuju Indonesia Emas 2045" itu Direktur Government Affairs Huawei Indonesia, Yenti Joman di Sorong, Kamis, menjelaskan Huawei Indonesia bersama segenap ekosistem Indonesia telah menapaki pencapaian tertinggi dengan melahirkan 100 ribu talenta digital di Indonesia.
"Sumbangan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung Indonesia untuk lompatan transformasi digital ke depan dan semakin dekat dengan cita-cita Indonesia Emas 2045," katanya dalam diskusi yang selenggarakan di Aula Rektorat Universitas Muhammadiyah Sorong.
Menurut dia, upaya pengembangan talenta ini tentunya membutuhkan kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah, industri dan akademisi dan masyarakat.
Huawei Indonesia kembali menegaskan komitmen untuk memperkuat transformasi digital di wilayah timur Indonesia khususnya di Papua Barat Daya melalui penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Huawei Indonesia dengan Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS).
"Selain kerja sama dengan UMS, kami juga sudah bekerja sama dengan Universitas Cendrawasih pada 2022, kemudian Politeknik Negeri Fakfak di 2021. Harapannya bisa memperkuat Papua menjadi center of excellence untuk mengakselerasi digitalisasi dari pembangunan di wilayah timur Indonesia," harap dia.
Pihaknya pun menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI terus membangun literasi dan memperkuat kesadaran menggunakan teknologi secara aman dan bijak.
Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar sekaligus Duta Pembangunan Berkelanjutan Nasional (SDGs), Billy Mambrasar menyambut baik acara ini, karena dapat membantu anak-anak muda Papua dalam membekali diri terkait teknologi informasi dan keamanan siber, sehingga mereka pun bisa turut serta bersaing dalam era digitalisasi ini.
"Anak-Anak Papua juga tidak kalah dengan anak-anak daerah lain, mereka juga bisa menjadi talenta-talenta dalam dunia digital," katanya.
Sementara Perwakilan Kitong Bisa Foundation, Miraldo Jeftason mengatakan sebagai lembaga yang sangat peduli dengan kemajuan dan pembangunan di Papua, KBF turut serta terlibat dalam terselenggaranya acara ini.
“Kami (KBF) sangat konsern dengan pembangunan masyarakat di Papua, apalagi generasi muda," kata dia.
Terlebih lagi di era digitalisasi ini, Papua juga harus memiliki talenta-talenta muda digital. Dengan adanya techday ini, semoga anak-anak muda di Sorong bisa memperoleh bekal pemahaman tentang pentingnya keamanan siber dalam menjaga keamanan nasional.
"Dan ke depannya tidak hanya Sorong saja, tetapi juga bisa menjangkau daerah di Papua lainnya”, ujar dia.
"Dan ke depannya tidak hanya Sorong saja, tetapi juga bisa menjangkau daerah di Papua lainnya”, ujar dia.
KBF Indonesia adalah organisasi non profit yang bergerak di bidang pendidikan, lingkungan, dan teknologi di Indonesia.
Kitong Bisa Foundation juga memiliki kantor Pusat di Amerika Serikat, yang disebut dengan KBF Internasional, dan mengerjakan program-program pengenalan Indonesia untuk Investasi dan pembangunan di Indonesia.
Acara itu menghadirkan pembicara dari Deputi 3 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI, Dr Sulistyo, Pj Gubernur Papua Barat Daya Dr Mohammad Musa'ad, Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong Dr H Muhammad Ali, serta anak muda asli Papua yang merupakan Co Founder Konstruksi.AI, Yoshua Gombo.
Acara itu menghadirkan pembicara dari Deputi 3 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI, Dr Sulistyo, Pj Gubernur Papua Barat Daya Dr Mohammad Musa'ad, Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong Dr H Muhammad Ali, serta anak muda asli Papua yang merupakan Co Founder Konstruksi.AI, Yoshua Gombo.