Bantuan ini merupakan respon positif dan penghargaan pemerintah terhadap kemandirian dan kreativitas masyarakat lokal untuk mengembangkan perekonomian lewat pengelolaan homestay di Raja Ampat.
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa'ad di Sorong, Sabtu, menjelaskan masyarakat pengelola homestay di Raja Ampat tersebut telah begitu kreatif mendatangkan pundi-pundi rupiah dengan memanfaatkan kondisi Raja Ampat sebagai wilayah yang banyak menjadi tujuan konservasi.
Keuletan masyarakat lokal di Kabupaten Raja Ampat dalam mengelola homestay secara mandiri selama bertahun-tahun mengundang perhatian dari Pj Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa’ad.
Pada pagelaran Papua Barat Daya Expo, Jumat (17/11) Pj Gubernur memberikan piagam penghargaan serta bantuan sejumlah perlengkapan dapur bagi kepada para pengelola homestay tersebut.
Pada pagelaran Papua Barat Daya Expo, Jumat (17/11) Pj Gubernur memberikan piagam penghargaan serta bantuan sejumlah perlengkapan dapur bagi kepada para pengelola homestay tersebut.
“Kami juga memberikan piagam penghargaan sebagai apresiasi untuk para pengelola homestay," kata Musa'ad.
Ia menilai inisiatif yang terbentuk secara mandiri itu sebenarnya secara tidak langsung juga telah membantu peran pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan demi kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga masyarakat juga telah membantu menjaga keamanan di wilayah konservasi itu.
Oleh sebab itu, sudah menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah provinsi untuk memberikan dukungan, sehingga usaha masyarakat itu bisa berkembang jauh lebih baik dan akan lebih berdaya saing lagi ke depan.
Adapun penyerahan bantuan perlengkapan dapur dan peralatan rumah tangga dimaksudkan agar benda-benda tersebut dimanfaatkan langsung oleh pengelola homestay dalam rangka menunjang pelayanan.
"Dengan bantuan itu tentu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para tamu yang mampir di homestay mereka," ujar Musa'ad.
Kesempatan tersebut menjadi momen pertemuan perdana bagi para pengelola homestay dengan orang nomor satu di Provinsi Papua Barat Daya. Pj Gubernur mencoba menggali sejumlah permasalahan yang dialami para pengelola homestay selama sekian tahun lamanya.
Adapun beberapa keluhan yang sempat disampaikan langsung oleh pengelola homestay kepada Pj Gubernur, di antaranya terkait keterbatasan SDM lokal dalam berbahasa asing, keterbatasan akses listrik dan ketidakstabilan jaringan.
Menjawab permasalahan tersebut, saat itu juga Musa'ad langsung menghadirkan para stakeholder terkait yang juga standby di booth Papua Barat Daya Expo untuk bisa berkomunikasi langsung. Di antaranya perwakilan PT PLN dan Perwakilan PT Telkom.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa demi kemajuan industri pariwisata memang dibutuhkan banyak aspek pendukung. Sebab potensi pariwisata yang dimiliki tidak akan laris terjual tanpa SDM pariwisata yang mumpuni serta amenitas pariwisatanya," kata Musa'ad.
Dengan demikian, Pj Gubernur bersama para stakeholder terkait nantinya juga akan lebih masif lagi dalam menjawab permasalahan industri pariwisata yang ada di Raja Ampat.
“Ke depan nanti akan segera kita tindak lanjuti dengan PLN dan Telkom. Begitu juga dengan Dinas Pendidikan terkait program kursus bahasa asing, sehingga dengan demikian mereka akan lebih baik dalam pengembangan usahanya,” kata Musa'ad.
Komitmen Pj Gubernur dalam pengembangan industri pariwisata juga bukan hanya isapan jempol belaka. Pasalnya, diketahui bahwa Pemprov telah menandatangani kerjasama dengan lembaga pendidikan pariwisata di Swiss untuk membantu memperkuat SDM pariwisata Provinsi PBD dan sudah belasan anak yang dikuliahkan di luar negeri untuk mendalami banyak hal tentang pariwisata.
Selain itu, sejumlah akademisi dari Uncen dan Unhas diminta untuk melakukan kajian untuk pengembangan sekolah komunitas pariwisata di Raja Ampat. Adapun hal-hal mendasar yang juga harus dipenuhi yakni kemampuan berbahasa asing juga implementasi pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pariwisata.
“Diharapkan anak-anak lulusan SLTA sederajat yang tertarik berkecimpung di dunia pariwisata dapat dibina secara intensif dalam 2 sampai 3 tahun ke depan di Swiss untuk mempelajari seluk beluk pariwisata untuk kemudian ilmu itu dibawa pulang dan diimplementasikan dalam pengembangan pariwisata yang ada di Provinsi Papua Barat Daya,” kata Musa’ad.*