Manokwari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Provinsi Papua Barat tahun 2023 mengalami pertumbuhan positif seiring dengan aktivitas masyarakat yang kembali normal setelah pandemi COVID-19.
"Tren kegiatan perekonomian masyarakat terus meningkat, belanja membaik, dan mudah-mudahan terus terjaga," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy di Manokwari, Jumat.
Menurut dia upaya pemulihan ekonomi pascapandemi harus didukung oleh situasi kamtibmas yang nyaman dan kondusif, sehingga aktivitas masyarakat tidak mengalami hambatan.
Pemerintah daerah bersama TNI/Polri telah berkomitmen untuk menjaga stabilitas keamanan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Papua Barat.
"Yang paling terpenting dalam menjaga tren perbaikan perekonomian adalah situasi kamtibmas yang aman dan damai," ujar Rommy.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada triwulan II tahun 2023 sebesar 2,9 persen (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan kondisi triwulan II tahun 2022.
Meski demikian, pemerintah daerah masih memiliki pekerjaan rumah dalam pengendalian inflasi yang disumbang oleh komoditas perikanan karena sejumlah faktor seperti belum tersedianya cold storage, tempat pelelangan ikan, dan jarak tempuh penangkapan ikan semakin jauh.
"BI sebagai mitra strategis pemerintah terus mendorong supaya bisa bersama-sama mengatasi masalah yang menyebabkan komoditas ikan mengalami inflasi," kata Rommy.
Bank Indonesia, kata dia, menyarankan agar pemerintah daerah merealisasikan kerja sama antar-kabupaten di provinsi tersebut demi mewujudkan pengendalian inflasi komoditas pangan yang maksimal.
Kerja sama akan berdampak positif terhadap ketersediaan stok bahan pokok pada setiap kabupaten, sehingga harga komoditas pangan tidak mengalami lonjakan signifikan.
"Contoh kerja sama pengiriman komoditas sayuran dari Pegunungan Arfak ke Manokwari atau kabupaten lainnya yang disesuaikan dengan potensi masing-masing wilayah," jelas Rommy.
Statistisi Ahli Madya BPS Papua Barat Lasmini menjelaskan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) Papua Barat triwulan II 2023 atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp15,548 miliar, dan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp22,603 miliar.
Ada tiga lapangan usaha yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap perekonomian triwulan II 2023, yaitu industri pengolahan 12,01 persen, jasa keuangan dan asuransi 9,89 persen, serta akomodasi dan makan minum 8,93 persen.
"Secara kumulatif, ekonomi Papua Barat semester I tahun 2023 tumbuh 3,02 persen dibanding semester I tahun 2022," kata Lasmini.
Dia menerangkan bahwa lapangan usaha yang memiliki andil terbesar terhadap pembentukan PDRB Papua Barat triwulan II 2023 adalah industri pengolahan 28,91 persen, pertambangan dan penggalian 18,42 persen, serta konstruksi 11,20 persen.
Selanjutnya, administrasi pemerintah 10,99 persen, pertanian 9,91 persen, perdagangan 8,22 persen, dan lapangan usaha lainnya dengan nilai kurang dari lima persen.
"Sektor konstruksi terkontraksi karena proyek pembangunan Train 3 LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni sudah selesai," kata Lasmini.
Dari sisi pengeluaran, kata dia, PDRB Papua Barat ditopang oleh pertumbuhan ekspor barang jasa 17,74 persen, konsumsi pemerintah 17,89 persen, konsumsi rumah tangga 2,31 persen, dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 4,22 persen.
Tingginya permintaan domestik maupun luar negeri terhadap komoditas ekspor minyak dan gas (migas), memberikan dampak positif terhadap perekonomian triwulan II tahun 2023.
"Realisasi belanja pegawai dan barang masih menjadi salah satu penopang perekonomian Papua Barat," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Indonesia prediksi perekonomian Papua Barat 2023 tumbuh positif