Wasior, (Antara)-Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, terus mengupayakan pemerataan guru untuk menekan kesenjangan mutu pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedalaman.
Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri pada Rakernis Pendidikan di Rasie, Senin (30/10), menginginkan kedepan tak ada lagi lulusan SD yang tidak menguasai kemampuan dasar yakni membaca menulis dan menghitung.
"Apabila ditemukan ada siswa lulusan SD yang tidak bisa membaca, menulis dan berhitung maka kepala sekolahnya akan menerima sanksi," kata Indubri.
Wakil bupati prihatin dengan kondisi pendidikan Wondama yang sejauh ini masih tertinggal meski Kabupaten Teluk Wondama telah menginjak usia 14 tahun. Terbukti hingga kini masih saja ada lulusan SD yang belum bisa membaca dan berhitung.
"Saya bersama bapak Bupati (Bernadus Imburi) berkomitmen akan merubah wajah pendidikan di Wondama," katanya.
Ia mengatakan mulai awal 2018 akan dilakukan distribusi ulang para guru ke semua sekolah di Wondama. Dipastikan tidak akan ada lagi penumpukan guru pada sekolah-sekolah di wilayah kota seperti saat ini.
"Setelah Rakernis selesai, distribusi jalan. Semua guru kita bagi habis ke semua satuan pendidikan sampai di kampung-kampung. Jangan semua menumpuk di kota baru di kampung tidak ada guru, “ ujar mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Pemkab Jayapura ini.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Lapada La Anak Gunung pada wawancara terpisah membenarkan, bahwa pihaknya akan mengatur kembali penempatan para guru.
“Mungkin yang sudah lama di kampung terpencil kita tarik ke kota, yang di kota kita kirim ke kampung supaya semua merasakan suka dukanya bertugas di kota maupun di pedalaman, “ kata Lapada.(*)