Manokwari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat memilah dan menghimpun data keluarga-keluarga dengan risiko stunting setelah pemutakhiran data keluarga tahun 2023 di wilayah Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya selesai.
"Pemutakhiran data keluarga sudah selesai dan dalam waktu dekat dilakukan pemilihan data (keluarga) berisiko (stunting)," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Barat Philmona Maria Yarollo di Manokwari, Kamis.
Ia menyampaikan bahwa himpunan data keluarga-keluarga dengan risiko stunting dibutuhkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan stunting di 13 kabupaten/kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Menurut Philmona, BKKBN bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam memilah dan menghimpun data keluarga dengan risiko stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi--.
"Terutama dukungan dari OPD Keluarga Berencana di setiap kabupaten/kota. Sebab, pemilihan data ini membantu program pencegahan dan intervensi stunting," katanya.
Keluarga berisiko stunting adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting, termasuk keluarga dengan anak remaja puteri atau calon pengantin atau ibu hamil atau anak usia nol sampai 23 bulan atau anak usia 24 sampai 59 bulan, keluarga miskin, keluarga dengan pendidikan orang tua rendah, keluarga dengan sanitasi lingkungan buruk, dan keluarga dengan akses air minum tidak layak.
BKKBN Papua Barat lakukan pemetaan data keluarga berisiko stunting
Kamis, 7 September 2023 13:17 WIB