Manokwari (ANTARA) - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Manokwari, Papua Barat menyebutkan bahwa kinerja penerimaan bea masuk impor periode Januari-Februari 2023 mengalami pertumbuhan signifikan, dengan realisasi sudah di atas 100 persen.
"Dua bulan pertama tahun 2023, realisasi bea masuk impor sudah mencapai Rp1,262 miliar atau 100,4 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp1,257 miliar," kata Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai KPPBC Manokwari Ardi Galung Pradana di Manokwari, Sabtu.
Dia mengatakan penerimaan bea masuk impor tersebut bersumber dari impor gypsum yang dilakukan oleh PT SDIC Papua Semen Indonesia dari Oman.
Kemudian penerimaan bea masuk dari registrasi IMEI (identitas peralatan bergerak internasional) atas pendaftaran komputer, handphone, dan tablet Rp820 ribu.
Selain itu, kata dia, penerimaan pajak pada aktivitas impor selama kurun waktu Januari-Februari 2023 sebanyak Rp3,58 miliar terdiri dari pajak pertambahan nilai (PPN) impor Rp2,916 miliar dan pajak penghasilan (PPh) 22 impor sebesar Rp664 juta.
KPPBC Manokwari juga melakukan pungutan devisa ekspor terhadap aktivitas perdagangan ke luar negeri yang dilakukan oleh PT SDIC Papua Semen Indonesia senilai 2,968 juta dolar Amerika Serikat.
Kinerja devisa ekspor diharapkan terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun 2023.
"Pungutan devisa ekspor yang dimaksud adalah lingkar dan semen inboks," ujar dia.
Secara keseluruhan, kata dia, penerimaan bea masuk impor di Provinsi Papua Barat yang diselenggarakan oleh tiga KPPBC yaitu KPPBC Manokwari, Sorong, dan Fakfak tumbuh positif 83,24 persen pada Januari-Februari 2023.
Dari target Rp1,6 miliar, realisasi bea masuk impor telah mencapai Rp1,3 miliar dan diharapkan terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2023.
"Selain penerimaan kepabeanan, realisasi pajak dalam rangka impor atau PDRI sudah tercapai Rp3,6 miliar," jelas Ardi Pradana.
Ia menambahkan KPPBC Manokwari telah melaksanakan fungsi pengawasan yang dilakukan bersama BNN Papua Barat dan Polda Papua Barat yang berhasil mengungkap peredaran gelap narkotika jenis ganja 9,4 kilogram.
Pengawasan terus ditingkatkan demi melindungi generasi muda Papua agar tidak terkontaminasi dengan peredaran gelap narkoba.
"Dalam kurun waktu dua bulan itu Bea Cukai bersama BNN dan Polda berhasil ungkap peredaran ganja di wilayah Papua Barat," pungkas dia.