Manokwari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Manokwari, Papua Barat memerlukan pembinaan terhadap para operator sekolah agar lebih memahami tugasnya, terutama dalam mengunggah data dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikbud Manokwari Philipus Pattykayhatu di Manokwari, Rabu, menyebut setidaknya ada tiga hal yang perlu diketahui operator sekolah saat menginput data ke Dapodik, yakni data siswa, data guru, serta data sarana dan prasarana.
"Saya berharap kegiatan pembinaan ini bisa berjalan sehingga para operator bisa memahami tentang penginputan data sarpras, karena itu yang masih belum banyak dipahami oleh operator di sekolah," kata dia.
Disdikbud Manokwari sudah berupaya memangkas rangkap operator di sekolah di daerah itu agar pemantauan atas kinerja mereka dapat mudah dilakukan.
Mengenai rangkap operator ini, Philipus menerangkan ada operator sekolah di daerah itu yang mampu memegang atau bekerja untuk enam sekolah, padahal dalam aturan hal itu tidak diperbolehkan.
Tumpang tindih ini, katanya, menyebabkan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang disebutnya hanya didapat oleh siswa SD, tetapi malah didapatkan pula oleh sejumlah siswa SMP di Manokwari dan berimbas kepada tidak validnya data Dapodik.
Dia menilai masalah seperti itu muncul lantaran pemahaman dalam teknologi informasi para operator masih terbatas sehingga perlu ditingkatkan lebih lanjut.
Namun, Philipus menyebut, pembinaan operator ini dalam waktu dekat belum bisa berjalan lantaran pengajuan program ini ke pemerintah daerah belum terjawab.
Operator, kata dia, berperan penting dalam membantu sekolah untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK) satu-satunya yang mengalir ke daerah untuk dikucurkan ke sekolah-sekolah.
Di Manokwari, setidaknya tercatat 130 SD di mana 126 SD terdaftar sebagai penerima Dana BOS.