Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri selaku Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 memerintahkan agar relaksasi atau pelonggaran tranportasi dari dan menuju daerah tersebut diawasi dengan ketat.
Hal itu dilakukan lantaran daerah tersebut belum terbebas dari kasus corona. Pemerintah daerah tak ingin kasus positif di Teluk Wondama terus bertambah.
Wakil Bupati di Wasior, Sabtu, menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu ia telah menginstruksikan agar jalur transportasi laut Wondama-Manokwari hanya dilakukan sekali dalam sepekan. KM.Margareth dan KM.Ekspress Bahari yang selama ini melayani pelayaran dari dan menuju daerah tersebut digilir secara bergantian.
Tidak hanya kapal penumpang, Indubri juga meminta Gugus Tugas mengawasi kapal barang. Sebab ditenggarai sering ada penumpang gelap yang menumpang kapal barang untuk masuk ke Wondama namun tidak pernah melaporkan diri sehingga tidak terdeteksi keberadaannya.
“Jalur laut ini rawan. Banyak penumpang gelap naik ke kapal yang tidak terdeteksi dan mereka ini biasanya tidak mengindahkan protokol kesehatan. Karena itu Pos Covid di titik-titik perbatasan itu harus lebih ketat lagi terutama di Rumberpon dan Soug Wepu (Perbatasan dengan Manokwari dan Manokwari Selatan). Karena pergerakan masyarakat di sana ke Manokwari itu sangat tinggi sekali,“ ucap Indubri.
Ia menilai banyak masyarakat yang memanfaatkan pelonggaran transportasi hanya sekedar jalan-jalan ke luar Wondama, bukan karena urusan yang penting dan mendesak. Situasi seperti itu dikhawatirkan bisa memicu lonjakan kasus COVID-19 di Wondama.
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per 9 Juli 2020, warga positif corona di Wondama tercatat sebanyak tujuh orang. Lima orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh. Dua orang yang baru dinyatakan sembuh adalah petugas medis yang selama ini menangani pasien Covid-19.
“Banyak yang berangkat hanya jalan-jalan saja. Dari catatan petugas, banyak orang yang sama yang bolak-balik, orang itu-itu saja. Jadi kapal berangkat dia ikut, nanti kapal balik dia ikut lagi. Nama-nama yang itu-itu juga. Jadi perlu diperketat orang bepergian keluar masuk. Kapal Wasior-Manokwari itu satu minggu satu kali saja,' ujar Indubri.
Kepala Dinas Perhubungan Bernardus Setiawan menjelaskan, pelonggaran transportasi khususnya transportasi laut yang berlaku selama dua pekan terakhir masih bersifat insidentil. Pemberangkatan kapal dilakukan sesuai kebutuhan dan belum ada jadwal yang tetap.
“Kita sesuai kebutuhan saja. Jadi masih insidentil kalau kebutuhan baru kita operasionalkan. Kalau tidak berarti dua kapal ini kembali stay di tempatnya masing-masing. Ekspress (KM Ekspress Bahari) di Manokwari, Margareth kembali ke Wasior," ujar Bernard.***
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020
Hal itu dilakukan lantaran daerah tersebut belum terbebas dari kasus corona. Pemerintah daerah tak ingin kasus positif di Teluk Wondama terus bertambah.
Wakil Bupati di Wasior, Sabtu, menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu ia telah menginstruksikan agar jalur transportasi laut Wondama-Manokwari hanya dilakukan sekali dalam sepekan. KM.Margareth dan KM.Ekspress Bahari yang selama ini melayani pelayaran dari dan menuju daerah tersebut digilir secara bergantian.
Tidak hanya kapal penumpang, Indubri juga meminta Gugus Tugas mengawasi kapal barang. Sebab ditenggarai sering ada penumpang gelap yang menumpang kapal barang untuk masuk ke Wondama namun tidak pernah melaporkan diri sehingga tidak terdeteksi keberadaannya.
“Jalur laut ini rawan. Banyak penumpang gelap naik ke kapal yang tidak terdeteksi dan mereka ini biasanya tidak mengindahkan protokol kesehatan. Karena itu Pos Covid di titik-titik perbatasan itu harus lebih ketat lagi terutama di Rumberpon dan Soug Wepu (Perbatasan dengan Manokwari dan Manokwari Selatan). Karena pergerakan masyarakat di sana ke Manokwari itu sangat tinggi sekali,“ ucap Indubri.
Ia menilai banyak masyarakat yang memanfaatkan pelonggaran transportasi hanya sekedar jalan-jalan ke luar Wondama, bukan karena urusan yang penting dan mendesak. Situasi seperti itu dikhawatirkan bisa memicu lonjakan kasus COVID-19 di Wondama.
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 per 9 Juli 2020, warga positif corona di Wondama tercatat sebanyak tujuh orang. Lima orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh. Dua orang yang baru dinyatakan sembuh adalah petugas medis yang selama ini menangani pasien Covid-19.
“Banyak yang berangkat hanya jalan-jalan saja. Dari catatan petugas, banyak orang yang sama yang bolak-balik, orang itu-itu saja. Jadi kapal berangkat dia ikut, nanti kapal balik dia ikut lagi. Nama-nama yang itu-itu juga. Jadi perlu diperketat orang bepergian keluar masuk. Kapal Wasior-Manokwari itu satu minggu satu kali saja,' ujar Indubri.
Kepala Dinas Perhubungan Bernardus Setiawan menjelaskan, pelonggaran transportasi khususnya transportasi laut yang berlaku selama dua pekan terakhir masih bersifat insidentil. Pemberangkatan kapal dilakukan sesuai kebutuhan dan belum ada jadwal yang tetap.
“Kita sesuai kebutuhan saja. Jadi masih insidentil kalau kebutuhan baru kita operasionalkan. Kalau tidak berarti dua kapal ini kembali stay di tempatnya masing-masing. Ekspress (KM Ekspress Bahari) di Manokwari, Margareth kembali ke Wasior," ujar Bernard.***
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020