Sorong (ANTARA) - Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD UPTD) Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya memberdayakan masyarakat di kawasan konservasi melalui bantuan pendidikan, fasilitas penunjang homestay dan mesin jahit.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat Daya, Absalom Salossa, di Sorong, Sabtu, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Masyarakat guna memperkuat pencaharian alternatif dan sekaligus menunjang sumber daya manusia (SDM) anak-anak di wilayah itu.
"Dan kami dari dinas teknis memberikan apresiasi kepada BLUD UPTD Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat yang telah memberikan manfaat bagi masyarakat setempat," jelas Absalom.
Menurut dia, langkah ini merupakan satu lompatan positif untuk menunjang kehidupan masyarakat di wilayah kawasan konservasi lebih sejahtera melalui tata kelola homestay yang lebih berkualitas guna menyediakan pelayanan yang maksimal bagi wisatawan.
"Ketika pengelolaan homestay lebih baik tentunya memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan dan sudah pasti pundi keuangan pun akan mengalir dengan sendirinya," ujar Absalom.
BLUD UPTD Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat menyalurkan bantuan standarisasi peralatan homestay kepada 20 pengelola, homestay kemudian bantuan beasiswa bagi 11 anak mahasiswa senilai Rp82.500 ribu.
"Bantuan beasiswa ini per anak mahasiswa senilai Rp7.500, kemudian bantuan mesin jahit kepada tiga kelompok ecoprint di tiga kampung di Raja Ampat," beber Kepala BLUD UPTD Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat, Syafri.
Pihaknya ditugaskan negara selain mengelola kawasan konservasi melalui perlindungan, pelestarian tetapi juga ada pemanfaatan dari kawasan konservasi itu yang berdampak bagi masyarakat.
Status kawasan ini adalah taman wisata perairan, sehingga sebagai BLUD UPTD ikut mendorong, menguatkan masyarakat memanfaatkan kawasan konservasi itu dari sisi jasa lingkungan.
"Mereka bisa membangun homestay bisa berinteraksi dengan orang yang datang, gunanya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi," katanya.
Dia mengatakan, ada sekitar 25 ribu wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat pada 2023, sehingga perlu adanya kesiapan masyarakat untuk menyambut peluang itu.
"Maka ini adalah dampak ganda dari adanya kawasan konservasi dengan pemberdayaan kepada masyarakat untuk menyambut peluang tadi," ucapnya.
Orientasi dari pemberdayaan ini adalah masyarakat tidak semata-mata bergantungan dengan sumber daya laut yang nantinya berdampak pada kualitas sumber daya alam terkuras.
"Tahun lalu kita bantu 35 pengelola homestay dan tahun ini hanya 20 yang mendapatkan bantuan karena terbagi dengan bantuan beasiswa," bebernya.
Dia berharap, dengan adanya pemberdayaan ini masyarakat semakin meningkatkan usaha di bidang pengelolaan homestay dan juga mahasiswa yang mendapatkan bantuan pun bisa meningkatkan prestasinya.