Permintaan ekspor biji kakao Ransiki di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, kian meningkat setelah dilakukan pengiriman perdana ke Inggris dan Belanda pada awal Januari 2020.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Jacob Fonataba di Manokwari, Senin, mengatakan saat ini baru dilakukan pengiriman ke Inggris dan Belanda sebanyak 6 ton per bulan.

"Baru satu pembeli, tapi saat ini sudah ada lagi permintaan dari pembeli lain di Belanda. Maka sekarang produktifitas koperasi dan petani di Ransiki, Manokwari Selatan, sedang kita genjot," ucap Fonataba.

Menurutnya, kakao Ransiki memiliki kualitas premium sebagai bahan baku terbaik untuk produk coklat. Pelaku industri di wilayah Eropa sudah mulai mengenal kualitas kakao Ransiki tersebut.

"Saya rasa ini adalah peluang, maka kita berharap petani dan koperasi kita siap. Dalam berbisnis kontinuitas produksi dan kualitas harus terus dijaga," ujarnya lagi.

Dari sisi ketersediaan lahan, Jacob optimistis Manokwari Selatan sangat mampu mencukupi permintaan pasar. Pihaknya pun akan terus melakukan pendampingan agar kualitas kakao Ransiki terus terjaga.

Saat ini, baru 225 hektar perkebunan kakao di Manokwari Selatan yang berproduksi. Sedangkan cadangan lahan perkebunan di daerah tersebut masih mencapai 600 hingga 900 hektare.

"Tanamannya sudah ada dan sudah berbuah, tapi kan sudah lama tidak diurus secara baik sehingga produksinya tidak maksimal. Perkebunan kakao di sana itu merupakan bekas lahan yang dulu di kelola oleh PT Coklat Ransiki," kata Fonataba menjelaskan.

Tahun ini pemerintah provinsi Papua Barat melalui APBD induk telah menyiapkan anggaran untuk peremajaan tanaman kakao seluas 100 hektar di Ransiki. Hal serupa akan dilakukan Kementerian pertanian.

"Bapak Gubernur melihat peluang pasar yang cukup besar untuk kakao Ransiki. Kalau produksinya konsisten dan terus meningkat Gubernur tidak ragu-ragu untuk menggelontorkan anggaran lagi pada APBD perubahan," katanya.*

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020