Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Rendani, Manokwari, Denny Putiray mengutarakan badai Taifun Kammuri menyebabkan gelombang tinggi hampir tiga meter di wilayah perairan utara Papua dan Papua Barat pada beberapa hari terakhir.
"Beberapa hari terakhir badai tersebut berputar di Perairan sebelah utara Papua dan Papua Barat. Karena itu kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi," kata Denny di Manokwari, Rabu.
Ia mengutarakan, badai tersebut terus bergerak dan bergeraknya cukup lama di Samudera Pasifik. Saat ini diperkirakan sudah sampai di wilayah Filiphina.
Denny menjelaskan, wilayah Papua dan Papua Barat beruntung karena berada di wilayah katulistiwa. Sehingga tidak merasakan dampak langsung atas setiap badai yang datang.
"Kami terus pantau, hari ini sepertinya badai Kamuri sudah tidak ada. Meskipun demikian, kita harus tetap waspada. Biasanya setelah badai datang akan muncul badai-badai yang lain apalagi sekarang kita masih dalam masa pancaroba," kata Denny lagi.
Selain mengakibatkan angin dan gelombang air laut, sebut Denny, badai Kammuri juga mengakibatkan hujan meskipun hanya berlangsung cepat.
Sejak Sabtu pekan lalu hingga Selasa (3/12) BMKG mengeluarkan peringatan dini tentang potensi gelombang air laut hingga setinggi 3 meter di wilayah Papua dan Papua Barat. Daerah-daerah yang berpotensi menerima dampak badai tersebut antara lain perairan Raja Ampat, Jayapura, Manokwari dan Perairan Biak.
Selain gelombang tinggi, BMKG juga mengeluarkan peringatan terkait kemunculan awan gelap cumulonimbus di Perairan Manokwari, Perairan Biak, Sarmi Jayapura, Raja ampat- Sorong, Teluk Cenderawasih, dan Perairan Fak-Fak, Kaimana.
"Badai ini biasanya terus bergerak dalam waktu seminggu lalu hilang dengan sendirinya. Terakhir kami pantau sudah bergerak ke arah Filiphina dan lama-lama akan hilang sendiri," ujarnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
"Beberapa hari terakhir badai tersebut berputar di Perairan sebelah utara Papua dan Papua Barat. Karena itu kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi," kata Denny di Manokwari, Rabu.
Ia mengutarakan, badai tersebut terus bergerak dan bergeraknya cukup lama di Samudera Pasifik. Saat ini diperkirakan sudah sampai di wilayah Filiphina.
Denny menjelaskan, wilayah Papua dan Papua Barat beruntung karena berada di wilayah katulistiwa. Sehingga tidak merasakan dampak langsung atas setiap badai yang datang.
"Kami terus pantau, hari ini sepertinya badai Kamuri sudah tidak ada. Meskipun demikian, kita harus tetap waspada. Biasanya setelah badai datang akan muncul badai-badai yang lain apalagi sekarang kita masih dalam masa pancaroba," kata Denny lagi.
Selain mengakibatkan angin dan gelombang air laut, sebut Denny, badai Kammuri juga mengakibatkan hujan meskipun hanya berlangsung cepat.
Sejak Sabtu pekan lalu hingga Selasa (3/12) BMKG mengeluarkan peringatan dini tentang potensi gelombang air laut hingga setinggi 3 meter di wilayah Papua dan Papua Barat. Daerah-daerah yang berpotensi menerima dampak badai tersebut antara lain perairan Raja Ampat, Jayapura, Manokwari dan Perairan Biak.
Selain gelombang tinggi, BMKG juga mengeluarkan peringatan terkait kemunculan awan gelap cumulonimbus di Perairan Manokwari, Perairan Biak, Sarmi Jayapura, Raja ampat- Sorong, Teluk Cenderawasih, dan Perairan Fak-Fak, Kaimana.
"Badai ini biasanya terus bergerak dalam waktu seminggu lalu hilang dengan sendirinya. Terakhir kami pantau sudah bergerak ke arah Filiphina dan lama-lama akan hilang sendiri," ujarnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019