Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaimana, Papua Barat Mohamad Zein Farisa mengimbau elit politik dan masyarakat setempat agar tidak mencederai pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 dengan penyebaran isu bernuansa suku, agama dan ras dan golongan (SARA).

"Jangan kotori Pilkada Kaimana dengan politik identitas yang menjurus kepada masalah SARA yang nantinya justru merugikan kita. Mari kita semua, seluruh masyarakat menjaga Kaimana tetap damai," kata Farisa di Kaimana, Rabu.

Ia cukup prihatin dengan kondisi saat ini dimana mulai marak postingan di media sosial dengan isu-isu yang menyinggung SARA, dimana hal itu tidak menggambarkan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik di Kabupaten Kaimana.

Penyebaran politik identitas bernuansa SARA pada momentum kampanye Pilkada Kaimana akan berdampak buruk pada luntur-nya rasa persaudaraan dan persatuan masyarakat. 

Efek negatif politik identitas bernuansa SARA justru akan dirasakan sendiri oleh masyarakat Kaimana dan bukan masyarakat di luar Kaimana. 

Farisa menyebut pilkada seharusnya dimaknai sebagai pesta demokrasi untuk memilih pemimpin daerah, bukan ajang saling menjatuhkan sesama putra terbaik Kaimana. 

"Oleh karena itu kami berharap kepada masyarakat dan semua elemen untuk menjaga suasana nyaman dan damai sehingga pilkada bisa berjalan aman dan lancar," ujarnya. 

Pilkada Kaimana diikuti dua pasangan calon bupati-wakil bupati yaitu Pasangan Hasan Achmad-Isak Wariensi (HAI) dan Pasangan Freddy Thie-Sobar Somat Puarada (BERKAT).

KPU Kaimana menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada 2024 sebanyak 41.681 orang dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 150 yang tersebar pada tujuh distrik (kecamatan).
 

Pewarta: Isabela Wisang

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024