Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Barat, Brigjen Pol Setija Junianta menyatakan, ketahanan diri remaja di daerah itu terhadap peredaran narkoba masih cukup rendah bahkan menduduki posisi paling bawah dari 34 provinsi di Indonesia.
Ia mengatakan di Manokwari, Selasa, BNN belum lama ini melakukan pemetaan tentang ketahanan diri remaja terhadap peredaran gelap narkoba di seluruh wilayah Indonesia. Dalam pemetaan yang melibatkan 5.300 responden itu terungkap, ketahanan diri remaja Papua Barat paling rendah dibanding provinsi lain.
"Papua Barat menempati posisi paling bawah dengan nilai ketahanan diri 42,21. Ini patut menjadi perhatian semua pihak, anak-anak dalam situasi rentan," kata Setija.
Dari pemetaan itu, lanjut Setija, terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh signifikan, yakni individu, keluarga, lingkungan masyarakat serta lingkungan sosial.
Ia mengajak seluruh masyarakat mulai peduli terhadap upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
BNN secara nasional telah melaksanakan aksi serentak pencegahan di seluruh daerah. Itu dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat baik dalam pencegahan maupun pemberantasan.
"Di Papua Barat dan Papua, kami melakukan perekrutan relawan anti narkoba. Tahun ini Papua Barat mendapat jatah sebanyak 25 orang," kata dia lagi.
Saat ini, para relawan yang lulus seleksi sedang menjalani pelatihan di Manokwari. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan ke depan akan menjalankan aksi pencegahan di lingkungan masing-masing.
"Pelatihan berlangsung selama dua hari, dari hari ini sampai besok. Mereka akan mendapat pembekalan teknis dalam pencegahan," sebutnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019
Ia mengatakan di Manokwari, Selasa, BNN belum lama ini melakukan pemetaan tentang ketahanan diri remaja terhadap peredaran gelap narkoba di seluruh wilayah Indonesia. Dalam pemetaan yang melibatkan 5.300 responden itu terungkap, ketahanan diri remaja Papua Barat paling rendah dibanding provinsi lain.
"Papua Barat menempati posisi paling bawah dengan nilai ketahanan diri 42,21. Ini patut menjadi perhatian semua pihak, anak-anak dalam situasi rentan," kata Setija.
Dari pemetaan itu, lanjut Setija, terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh signifikan, yakni individu, keluarga, lingkungan masyarakat serta lingkungan sosial.
Ia mengajak seluruh masyarakat mulai peduli terhadap upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
BNN secara nasional telah melaksanakan aksi serentak pencegahan di seluruh daerah. Itu dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat baik dalam pencegahan maupun pemberantasan.
"Di Papua Barat dan Papua, kami melakukan perekrutan relawan anti narkoba. Tahun ini Papua Barat mendapat jatah sebanyak 25 orang," kata dia lagi.
Saat ini, para relawan yang lulus seleksi sedang menjalani pelatihan di Manokwari. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan ke depan akan menjalankan aksi pencegahan di lingkungan masing-masing.
"Pelatihan berlangsung selama dua hari, dari hari ini sampai besok. Mereka akan mendapat pembekalan teknis dalam pencegahan," sebutnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019