Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat telah menjadwalkan pelaksanaan kegiatan intervensi stunting pada tiga kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, dan Pegunungan Arfak.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Yacob Fonataba di Manokwari, Senin, mengatakan pemerintah provinsi dan kabupaten akan berkolaborasi untuk menekan angka prevalensi stunting hingga 14 persen sesuai target nasional.
Sesuai jadwal yang dikeluarkan satuan tugas (satgas) penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem provinsi, kegiatan tersebut dimulai pada 18 sampai 20 Juli 2024 yang menyasar langsung ke perkampungan warga.
"Lokasi intervensinya itu Kampung Sumber Boga (Manokwari), Kampung Abreso (Manokwari Selatan), dan Kampung Minyambouw (Pegunungan Arfak)," jelas Yacob Fonataba.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Papua Barat tercatat 24,8 persen atau turun 5,2 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 30 persen.
Prevalensi stunting pada tujuh kabupaten se-Papua Barat meliputi Pegunungan Arfak 34,7 persen (turun 16,8 persen), Manokwari Selatan 20,4 persen (turun 6,8 persen), dan Teluk Bintuni 19,6 persen (turun 3,2 persen).
Berikutnya Kaimana 25,7 persen (turun 3,5 persen), Teluk Wondama 19,7 persen (turun 6,4 persen), Fakfak 30,5 persen (naik 1,5 persen), sedangkan Manokwari belum menginput data tersebut.
Yacob mengingatkan agar delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk menyiapkan semua kebutuhan dalam melaksanakan intervensi stunting pada tiga kabupaten se-Papua Barat.
Pihaknya optimistis apabila program penanganan dilakukan secara tepat sasaran, maka target penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen dapat tercapai sesuai ekspektasi.
"Susu, makanan tambahan, dan kader-kader posyandu harus dipersiapkan dengan baik. Kami optimis bisa mencapai target," ucap Yacob Fonataba.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Yacob Fonataba di Manokwari, Senin, mengatakan pemerintah provinsi dan kabupaten akan berkolaborasi untuk menekan angka prevalensi stunting hingga 14 persen sesuai target nasional.
Sesuai jadwal yang dikeluarkan satuan tugas (satgas) penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem provinsi, kegiatan tersebut dimulai pada 18 sampai 20 Juli 2024 yang menyasar langsung ke perkampungan warga.
"Lokasi intervensinya itu Kampung Sumber Boga (Manokwari), Kampung Abreso (Manokwari Selatan), dan Kampung Minyambouw (Pegunungan Arfak)," jelas Yacob Fonataba.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Papua Barat tercatat 24,8 persen atau turun 5,2 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 30 persen.
Prevalensi stunting pada tujuh kabupaten se-Papua Barat meliputi Pegunungan Arfak 34,7 persen (turun 16,8 persen), Manokwari Selatan 20,4 persen (turun 6,8 persen), dan Teluk Bintuni 19,6 persen (turun 3,2 persen).
Berikutnya Kaimana 25,7 persen (turun 3,5 persen), Teluk Wondama 19,7 persen (turun 6,4 persen), Fakfak 30,5 persen (naik 1,5 persen), sedangkan Manokwari belum menginput data tersebut.
Yacob mengingatkan agar delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis untuk menyiapkan semua kebutuhan dalam melaksanakan intervensi stunting pada tiga kabupaten se-Papua Barat.
Pihaknya optimistis apabila program penanganan dilakukan secara tepat sasaran, maka target penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen dapat tercapai sesuai ekspektasi.
"Susu, makanan tambahan, dan kader-kader posyandu harus dipersiapkan dengan baik. Kami optimis bisa mencapai target," ucap Yacob Fonataba.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024