Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, mengimbau distributor dan pengecer sembilan bahan pokok (sembako) agar tidak menaikkan harga secara sepihak jelang hari raya Idul Adha.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Usaha Kecil dan Menengah (Diperidakop), Yupiter Tugarefai, di Teminabuan, Rabu, mengatakan jika pedagang menaikkan harga sepihak akan ditindak.
"Kita sudah berikan imbauan agar tidak menaikkan harga sembako menjelang Idul Adha, karena itu akan berdampak kepada inflasi daerah," tegas Yupiter.
Ia mengatakan, tim inflasi daerah terus melakukan pemantauan harga sembako menjelang Idul Adha dan melakukan sidak ke sejumlah distributor yang ada di Sorsel.
"Sidak itu untuk memastikan harga sembako tidak mengalami kenaikan, sekaligus memantau ketersediaan barang yang ada di distributor maupun pengecer," kata Yupiter.
Sementara itu, Kepala Bulog Sorsel, Dedi Wahyudi, di Teminabuan, Rabu, mengatakan pihaknya mengalami kesulitan dalam menjual beras Bulog kemasan 10 kilogram di pasar.
"Kami mengalami kendala dalam membesarkan beras Bulog di pasar, karena jatah beras Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI/ Polri dibeli oleh distributor dan menjualnya kembali," kata Dedi.
Ia mengatakan, seharusnya beras jatah ASN, TNI/ Polri tidak dijual kembali di pasar, karena beras tersebut bukan untuk di komersilkan.
"Kita sudah sampaikan agar beras jatah ASN, TNI/Polri tidak boleh dijual di pasar," tegas Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan Usaha Kecil dan Menengah (Diperidakop), Yupiter Tugarefai, di Teminabuan, Rabu, mengatakan jika pedagang menaikkan harga sepihak akan ditindak.
"Kita sudah berikan imbauan agar tidak menaikkan harga sembako menjelang Idul Adha, karena itu akan berdampak kepada inflasi daerah," tegas Yupiter.
Ia mengatakan, tim inflasi daerah terus melakukan pemantauan harga sembako menjelang Idul Adha dan melakukan sidak ke sejumlah distributor yang ada di Sorsel.
"Sidak itu untuk memastikan harga sembako tidak mengalami kenaikan, sekaligus memantau ketersediaan barang yang ada di distributor maupun pengecer," kata Yupiter.
Sementara itu, Kepala Bulog Sorsel, Dedi Wahyudi, di Teminabuan, Rabu, mengatakan pihaknya mengalami kesulitan dalam menjual beras Bulog kemasan 10 kilogram di pasar.
"Kami mengalami kendala dalam membesarkan beras Bulog di pasar, karena jatah beras Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI/ Polri dibeli oleh distributor dan menjualnya kembali," kata Dedi.
Ia mengatakan, seharusnya beras jatah ASN, TNI/ Polri tidak dijual kembali di pasar, karena beras tersebut bukan untuk di komersilkan.
"Kita sudah sampaikan agar beras jatah ASN, TNI/Polri tidak boleh dijual di pasar," tegas Dedi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024