Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Rendani Manokwari, Provinsi Papua Barat mengungkapkan arus mudik Lebaran yang menggunakan transportasi udara tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun 2023.
Kepala UPBU Rendani Havandi Gusli di Manokwari, Selasa, mengatakan penurunan terjadi baik dari jumlah pesawat maupun jumlah penumpang datang maupun berangkat.
"Kita menghitung berdasarkan periode H-7 lebaran hingga H+5 atau tanggal 3-15 April 2024," kata Gusli.
Ia mengatakan, total pesawat yang datang maupun pergi tahun 2024 berjumlah 109 pesawat atau mengalami penurunan 4,39 persen dibanding tahun 2023 yang berjumlah 114 pesawat.
Ia menjelaskan, total penumpang yang datang di Manokwari, tahun ini berjumlah 6.205 penumpang atau menurun 12,25 persen dibandingkan dengan tahun 2023 dengan total 7.071 penumpang.
Sedangkan penumpang yang berangkat dari Manokwari berjumlah 9.850 penumpang atau menurun 11,76 persen dibandingkan tahun 2023 dengan total 11.163 penumpang.
"Lonjakan penumpang datang terjadi 15 April 2024 atau H+5 dengan total 773 penumpang. Sedangkan lonjakan penumpang berangkat terjadi 6 April 2024 atau H-2 dengan total 1.055 penumpang," katanya.
Ia mengatakan, untuk jumlah pesawat memang ada tren penurunan sejak pandemi COVID-19 hingga tahun ini. Dimana jumlah pesawat yang beroperasi di seluruh Indonesia belum menyamai jumlah pesawat sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, sebelum COVID-19 jumlah maskapai yang beroperasi di seluruh Indonesia mencapai 600 pesawat. Jumlah itu menurun drastis saat pandemi COVID-19 hingga hanya 300-an pesawat.
Menurutnya, meski saat ini Indonesia sudah mulai pulih dari pandemi COVID-19 dan jumlah pesawat terus bertambah namun jumlah pesawatnya belum menyamai dengan sebelum pandemi.
"Untuk di Manokwari sendiri, frekuensi penerbangan sangat berkurang. Sebelum pandemi COVID-19 jumlah penerbangan di Manokwari stabil 14 penerbangan per hari. Namun sekarang hanya berjumlah 8-10 penerbangan per hari," katanya.
Sedangkan untuk tren penurunan jumlah penumpang, ia mengakui belum mengetahui persis karena banyak faktornya. Penurunan jumlah penumpang itu berbanding terbalik dengan performa pelayanan bandara yang justru mengalami peningkatan tiap tahunnya.
"Yang jelas ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak, kenapa tidak seperti dulu. Bandara hanya sebagai pintu gerbang masuknya orang ke Manokwari. Tapi yang jadi daya tarik tentu bukan bandara tapi daerah itu sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala UPBU Rendani Havandi Gusli di Manokwari, Selasa, mengatakan penurunan terjadi baik dari jumlah pesawat maupun jumlah penumpang datang maupun berangkat.
"Kita menghitung berdasarkan periode H-7 lebaran hingga H+5 atau tanggal 3-15 April 2024," kata Gusli.
Ia mengatakan, total pesawat yang datang maupun pergi tahun 2024 berjumlah 109 pesawat atau mengalami penurunan 4,39 persen dibanding tahun 2023 yang berjumlah 114 pesawat.
Ia menjelaskan, total penumpang yang datang di Manokwari, tahun ini berjumlah 6.205 penumpang atau menurun 12,25 persen dibandingkan dengan tahun 2023 dengan total 7.071 penumpang.
Sedangkan penumpang yang berangkat dari Manokwari berjumlah 9.850 penumpang atau menurun 11,76 persen dibandingkan tahun 2023 dengan total 11.163 penumpang.
"Lonjakan penumpang datang terjadi 15 April 2024 atau H+5 dengan total 773 penumpang. Sedangkan lonjakan penumpang berangkat terjadi 6 April 2024 atau H-2 dengan total 1.055 penumpang," katanya.
Ia mengatakan, untuk jumlah pesawat memang ada tren penurunan sejak pandemi COVID-19 hingga tahun ini. Dimana jumlah pesawat yang beroperasi di seluruh Indonesia belum menyamai jumlah pesawat sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, sebelum COVID-19 jumlah maskapai yang beroperasi di seluruh Indonesia mencapai 600 pesawat. Jumlah itu menurun drastis saat pandemi COVID-19 hingga hanya 300-an pesawat.
Menurutnya, meski saat ini Indonesia sudah mulai pulih dari pandemi COVID-19 dan jumlah pesawat terus bertambah namun jumlah pesawatnya belum menyamai dengan sebelum pandemi.
"Untuk di Manokwari sendiri, frekuensi penerbangan sangat berkurang. Sebelum pandemi COVID-19 jumlah penerbangan di Manokwari stabil 14 penerbangan per hari. Namun sekarang hanya berjumlah 8-10 penerbangan per hari," katanya.
Sedangkan untuk tren penurunan jumlah penumpang, ia mengakui belum mengetahui persis karena banyak faktornya. Penurunan jumlah penumpang itu berbanding terbalik dengan performa pelayanan bandara yang justru mengalami peningkatan tiap tahunnya.
"Yang jelas ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak, kenapa tidak seperti dulu. Bandara hanya sebagai pintu gerbang masuknya orang ke Manokwari. Tapi yang jadi daya tarik tentu bukan bandara tapi daerah itu sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024