Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mengharapkan dukungan dan peran serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Manokwari untuk mencetak guru berkualitas guna mendorong peningkatan mutu pendidikan di wilayah itu.

Asisten II Sekda Manokwari Harjanto Ombesapu di Manokwari, Rabu, mengatakan berdasarkan hasil studi yang dilakukan UNICEF pada 2012 diketahui bahwa 26 persen guru yang bertugas di Provinsi Papua Barat absen atau tidak hadir di sekolah saat survei dilakukan.

Masih pada tahun yang sama, UNICEF juga mencatat kondisi hidup, kesulitan transportasi, keterlambatan pembayaran gaji, tidak adanya tanggung jawab di antara para guru, dan rendahnya kapasitas otoritas sekolah setempat untuk memantau kinerja dan perilaku guru turut berkontribusi terhadap penurunan motivasi guru.

"Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi STKIP Muhammadiyah Manokwari untuk memperbaiki diri serta membenahi semua aspek untuk menciptakan guru yang berkualitas," ujar Ombesapu.

Menurut dia, dengan semakin meningkatnya kebutuhan profesi guru di Tanah Papua khususnya di Kabupaten Manokwari, maka STKIP Muhammadiyah Manokwari diharapkan mencontohi Lembaga Perguruan Tinggi Kejuruan (LPTK) lain yang sudah memiliki standar pendidikan dan pengajaran yang berkualitas sangat bagus.

"Sangat banyak LPTK di bawah naungan perserikatan Muhammadiyah dengan kualitas yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Saya percaya bahwa mereka akan dengan senang hati dan ikhlas membantu STKIP Muhammadiyah Manokwari untuk memikirkan suatu cara mendidik calon guru masa depan yang unggul," ujarnya.

SKIP Muhammadiyah Manokwari saat ini tengah mendidik para calon guru untuk satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki peran dan tanggung jawab yang besar untuk menciptakan generasi muda yang unggul.

"Jika STKIP Muhammadiyah Manokwari berhasil mencetak guru yang profesional, maka masa depan Papua Barat khususnya Kabupaten Manokwari bisa diubah ke arah yang lebih baik," ujarnya lagi.

Ombesapu menyebut syarat utama untuk mencetak guru berkualitas yaitu semua unsur di STKIP Muhammadiyah harus terus berbenah.

Ketua STKIP Muhammadiyah Manokwari Hawa Hasan mengatakan STKIP Muhammadiyah sudah berstatus akreditasi baik sekali dan baik untuk lima program studi dan institusi. STKIP Muhammadiyah telah memiliki 27 dosen tetap dengan 19 di antaranya memiliki sertifikasi dosen.

"Ini merupakan jumlah terbanyak untuk perguruan tinggi swasta se-Kabupaten Manokwari," ujarnya.

Saat ini, kata dia, STKIP Muhammadiyah memiliki 1.446 mahasiswa dengan 80 persen diantaranya merupakan putra-putri daerah. Sementara hingga tahun 2021-2022, STKIP Muhammadiyah telah meluluskan 1.431 orang tenaga guru yang tersebar di sejumlah kabupaten di Papua dan Papua Barat serta di luar Papua.

STKIP Muhammadiyah Manokwari kini berusaha memproses alih bentuk dari STKIP menjadi universitas dengan menambah tiga program studi. Diharapkan alih bentuk ini terealisasi tahun 2024.

"Beberapa hal yang telah dicapai ini hendaknya menjadi pemantik untuk tidak lelah membangun kualitas pendidikan di STKIP. Memasuki usia ke-16 sudah menjadi keniscayaan lembaga ini harus berbenah dan mengakselerasi perkembangan lainnya," kata Hawa Hasan.*

Pewarta: R Bella

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023