Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ahyamaru, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat mengajarkan para siswanya cara membuat anyaman khas daerah guna mempertahankan tradisi budaya agar tidak punah.
Kepala SMP Negeri 1 Ayamaru Ferawati F. Naa di Maybrat, Selasa, mengatakan sekolahnya menerapkan kebijakan pembelajaran praktik pembuatan anyaman dari bahan daun buah merah (buah pandan).
"Praktik kerajinan tangan anyaman berbahan dasar daun buah merah dikhususkan bagi siswa kelas delapan pada mata pelajaran Prakarya. Siswa melakukan anyaman tikar khas budaya Maybrat dengan menggunakan bahan dasar daun buah merah," jelas Ferawati.
Menurutnya, tujuan pembelajaran tersebut sesuai kebutuhan daerah serta untuk mengembangkan kebudayaan masyarakat setempat yang telah diwariskan oleh nenek moyang sejak dahulu kala.
Ferawati menyebut jika budaya lokal tidak diajarkan kepada generasi muda di masa kemajuan teknologi saat ini maka dikhawatirkan akan punah di kemudian hari.
"Kami menyesuaikan mata pelajaran Prakarya dengan kearifan lokal budaya Maybrat yakni tikar dari daun buah merah tersebut agar budaya tersebut dapat dipromosikan bagi wisatawan yang berkunjung ke Maybrat," jelasnya.
Dikatakan bahwa pembelajaran lainnya juga diterapkan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah secara nasional.
"Tidak hanya menerapkan teori dalam pembelajaran namun disertai dengan praktik agar siswa memahami materi yang diberikan oleh guru di sekolah," tambah Ferawati.
Buah merah menjadi tanaman favorit masyarakat Papua, dengan nama ilmiah Pandanus conoideus dan termasuk famili Pandanaceae, merupakan tumbuhan endemik Papua yang tersebar hingga Papua New Guinea. Pohonnya dapat ditemukan dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Menurut hasil penelitian Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), sari buah merah mengandung banyak senyawa seperti Tokoferol dan Beta-Karoten yang sering digunakan dalam proses penyembuhan penyakit. Tanaman ini juga mengandung alfatokoferol yang turut berperan penting dalam menghadapi serangan penyakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
Kepala SMP Negeri 1 Ayamaru Ferawati F. Naa di Maybrat, Selasa, mengatakan sekolahnya menerapkan kebijakan pembelajaran praktik pembuatan anyaman dari bahan daun buah merah (buah pandan).
"Praktik kerajinan tangan anyaman berbahan dasar daun buah merah dikhususkan bagi siswa kelas delapan pada mata pelajaran Prakarya. Siswa melakukan anyaman tikar khas budaya Maybrat dengan menggunakan bahan dasar daun buah merah," jelas Ferawati.
Menurutnya, tujuan pembelajaran tersebut sesuai kebutuhan daerah serta untuk mengembangkan kebudayaan masyarakat setempat yang telah diwariskan oleh nenek moyang sejak dahulu kala.
Ferawati menyebut jika budaya lokal tidak diajarkan kepada generasi muda di masa kemajuan teknologi saat ini maka dikhawatirkan akan punah di kemudian hari.
"Kami menyesuaikan mata pelajaran Prakarya dengan kearifan lokal budaya Maybrat yakni tikar dari daun buah merah tersebut agar budaya tersebut dapat dipromosikan bagi wisatawan yang berkunjung ke Maybrat," jelasnya.
Dikatakan bahwa pembelajaran lainnya juga diterapkan sesuai dengan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah secara nasional.
"Tidak hanya menerapkan teori dalam pembelajaran namun disertai dengan praktik agar siswa memahami materi yang diberikan oleh guru di sekolah," tambah Ferawati.
Buah merah menjadi tanaman favorit masyarakat Papua, dengan nama ilmiah Pandanus conoideus dan termasuk famili Pandanaceae, merupakan tumbuhan endemik Papua yang tersebar hingga Papua New Guinea. Pohonnya dapat ditemukan dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Menurut hasil penelitian Fakultas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), sari buah merah mengandung banyak senyawa seperti Tokoferol dan Beta-Karoten yang sering digunakan dalam proses penyembuhan penyakit. Tanaman ini juga mengandung alfatokoferol yang turut berperan penting dalam menghadapi serangan penyakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022