Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) tipe madya pabean C Manokwari, Papua Barat mencatat realisasi penerimaan bea masuk selama semester I 2022 sebesar Rp6,83 miliar, jauh melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp950 juta.

Kepala KPPBC Manokwari Johan Pandores di Manokwari, Jumat, mengatakan meski baru semester I 2022, namun realisasi penerimaan negara dari bea masuk sudah melampaui target yang dibebankan. Hingga akhir Juni, terjadi kelebihan pendapatan sebesar 718,63 persen dari yang dibebankan.

"Untuk semester pertama, realisasi sudah melebihi dari target yang telah diberikan kepada Bea Cukai Manokwari,” kata Pandores.

Penerimaan dari sumber bea masuk terbesar berasal dari PT SDIC Semen Manokwari. Perusahaan tersebut diketahui mengimpor batu bara dan gypsum dari luar negeri, terutama Tiongkok sebagai bahan baku pembuatan semen.

"Untuk bea masuk dari batu bara sebesar Rp4,986 miliar, gypsum sebesar Rp1,8 miliar, IMEI sebesar Rp300 ribu, dan Cukai sebesar Rp40 juta,” jelasnya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, KPPBC Manokwari akan mendapatkan tambahan target penerimaan negara dari sektor bea masuk, bea keluar dan lainnya, namun kenaikan target penerimaan tersebut dinilai tidak signifikan.

"Untuk target realisasi biasanya akan mengalami perubahan dan diperkirakan sebesar Rp1,7 miliar hingga Rp1,8 miliar, bisanya meningkat dua kali lipat dari target yang diberikan pada awal tahun,” jelas Pandores.

Adapun untuk kegiatan ekspor, hingga saat ini belum ada ekspor ke luar negeri yang dilakukan oleh PT SDIC berupa Klingker sehingga belum tercatat pendapatan pada bea keluar.

"Sebelumnya ada ekspor klinker ke luar negeri, namun sekarang ini belum ada aktivitas ekspor," kata Pandores.

Pewarta: Tri Adi Santoso

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022