Manokwari (ANTARA) - PT PLN Unit Pelaksana Proyek (UPP) Papua Barat melakukan pembayaran kompensasi warga yang terdampak pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (KV) di wilayah Kabupaten Manokwari.
Asisten Manajer Perizinan dan Umum PT PLN UPP Papua Barat Jusman, di Manokwari, Jumat, pihaknya akan membangun 38 SUTT yang membentang dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kelurahan Andai, Distrik (Kecamatan) Manokwari Selatan hingga gardu induk PLN di Kelurahan Amban, Distrik Manokwari Barat.
“Dengan pembangunan SUTT tersebut, maka saat ini melakukan pembayaran tahap I untuk 29 warga dengan total nilai kompensasi sebesar Rp3,5 miliar,” katanya pula.
Ia mengatakan, dengan pembangunan SUTT tersebut, sebanyak 300 warga di dua distrik, yaitu Manokwari Selatan dan Manokwari Barat yang akan terdampak. Namun pembayaran ganti rugi dilakukan secara bertahap.
PLN akan membayar setiap warga yang lahan, rumah atau perkebunannya berada radius 20 meter dari jalur kabel SUTT.
“Untuk tahap I ini memang hanya 29 warga, namun mereka ada yang mempunyai lebih dari satu bidang tanah, sehingga mereka mendapat ganti rugi sesuai bidang tanah yang dimiliki,” ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan peraturan Kementerian ESDM besaran ganti rugi untuk tanah dan bangunan dihitung 15 persen dari harga pasar dikalikan luas tanah.
Sedangkan untuk tanaman, pihaknya mengganti 100 persen sesuai dengan nilai tanaman karena nantinya semua tanaman di bawah SUTT radius 20 meter harus ditebang.
“Untuk penilaian ganti rugi yang kami bayarkan dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP),” ujarnya.
Ia mengatakan, pembangunan SUTT akan lebih memaksimalkan fungsi PLTMG Andai yang sudah beroperasi sejak 2019 tersebut.
Selama ini listrik dari PLTMG Andai disalurkan ke kota dengan tiang listrik yang kecil ukuran 20 KV, sehingga riskan mendapat gangguan seperti gangguan cuaca buruk maupun tertimpa pohon roboh.
Dengan adanya SUTT, maka listrik dari PLTMG akan ditransfer ke Gardu Induk di Amban, kemudian dari gardu induk tersebut barulah listrik disalurkan kepada warga di wilayah perkotaan.
“Pembangunan SUTT maka meminimalisir gangguan penyaluran listrik dari PLTMG karena kalau menggunakan tiang ukuran 20 KV, rawan terkena pohon roboh yang menyebabkan kami harus melakukan pemadaman pada rumah warga,” ujarnya pula.