Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Jayawijaya berharap pihak kepolisian mengusut tuntas pemukulan dokter Yordan di RSUD Lukas Enembe, Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah (Mamteng), Papua Pegunungan yang terjadi pada Selasa (5/11) pukul 13.35 WIT.
Ketua IDI Cabang Jayawijaya, Dr Lorina dalam siaran pers di Jayapura, Senin, mengatakan pengusutan kasus ini harus dilakukan hingga tuntas agar tidak meninggalkan bekas luka terhadap para dokter di Tanah Papua.
"Kasus kekerasan terhadap para dokter harus menjadi perhatian khususnya pemerintah karena dengan situasi saat ini banyak dokter mau mengabdikan diri di Papua namun masih kurangnya jaminan yang menjadi kendala," katanya.
Menurut Lorina, oleh sebab itu pihaknya berharap ada jaminan keamanan, keselamatan, jaminan insentif kesehatan para dokter dan dokter spesialis.
"Para dokter umum dan spesialis serta tenaga kesehatan di wilayah Papua seringkali mengalami situasi konflik yang mengakibatkan kekerasan fisik dan verbal untuk itu sudah seharusnya kami mendapatkan jaminan tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan saat ini jumlah dokter umum dan spesialis serta tenaga kesehatan yang mau bertugas di Tanah Papua semakin sedikit dari tahun ke tahun karena konflik dan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan ini.
"Apalagi insentif yang diterima tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup di Papua terutama di wilayah Pegunungan,” katanya.
Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan kekerasan yang dialami oleh Dr Yordan Sumomba yang bertugas di RSUD Lukas Enembe, Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, Ketua Umum PB IDI Moh. Adib Khumaidi mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan IDI Jayawijaya terkait dengan penganiayaan yang dialami oleh dr Yordan. PB IDI juga meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum untuk melakukan penindakan keras dan melakukan proses hukum terhadap pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang ada.
“Kami ingin agar seluruh sejawat dokter dan tenaga kesehatan yang berada di Mamberamo Tengah, serta di seluruh wilayah Papua mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah tersebut," kata Adib.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IDI Jayawijaya minta polisi usut tuntas pemukulan dokter di Mamteng Menurut Lorina, oleh sebab itu pihaknya berharap ada jaminan keamanan, keselamatan, jaminan insentif kesehatan para dokter dan dokter spesialis.
"Para dokter umum dan spesialis serta tenaga kesehatan di wilayah Papua seringkali mengalami situasi konflik yang mengakibatkan kekerasan fisik dan verbal untuk itu sudah seharusnya kami mendapatkan jaminan tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan saat ini jumlah dokter umum dan spesialis serta tenaga kesehatan yang mau bertugas di Tanah Papua semakin sedikit dari tahun ke tahun karena konflik dan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan ini.
"Apalagi insentif yang diterima tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup di Papua terutama di wilayah Pegunungan,” katanya.
Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan kekerasan yang dialami oleh Dr Yordan Sumomba yang bertugas di RSUD Lukas Enembe, Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, Ketua Umum PB IDI Moh. Adib Khumaidi mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan IDI Jayawijaya terkait dengan penganiayaan yang dialami oleh dr Yordan. PB IDI juga meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum untuk melakukan penindakan keras dan melakukan proses hukum terhadap pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang ada.
“Kami ingin agar seluruh sejawat dokter dan tenaga kesehatan yang berada di Mamberamo Tengah, serta di seluruh wilayah Papua mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah tersebut," kata Adib.