Manokwari (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Manokwari, Papua Barat, mencatat operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terbanyak selama 2023 adalah kecelakaan kapal.
“Dari 17 operasi SAR selama 2023, kecelakaan di laut atau istilah kami adalah kecelakaan kapal jadi yang paling banyak yaitu 11 kasus,” kata Kepala Kantor Basarnas Manokwari I Wayan Suyatna di Manokwari, Kamis.
Ia mengatakan tugas dan fungsi Basarnas sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan adalah menangani kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal, kondisi yang membahayakan manusia, kecelakaan dengan penanganan khusus, dan membantu saat tanggap darurat bencana.
Operasi SAR terbanyak selanjutnya, kata dia, adalah, kondisi yang membahayakan manusia sebanyak lima kasus dan kecelakaan dengan penanganan khusus sebanyak satu kasus.
Selama 2023, lanjutnya, tidak ada kasus kecelakaan pesawat dan bencana alam yang ditangani Basarnas Manokwari. Lingkup tugas Basarnas Manokwari mencakup Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.
“Dari seluruh operasi kami selama 2023, total korban berjumlah 65 orang. Sebanyak 51 korban berhasil selamat, delapan meninggal, dan enam dinyatakan hilang, dengan persentase evakuasi korban sebesar 90,77 persen,” ujarnya.
Wayan menjelaskan Basarnas Manokwari memiliki 96 personel yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Manokwari sebanyak 84 personel, Teluk Bintuni sebanyak enam personel, dan Teluk Wondama enam personel.
Menurutnya, seluruh anggota Basarnas Manokwari sudah memiliki kemampuan di bidang medis, penyelamatan di perairan, kemampuan evakuasi darat dan laut, hingga kemampuan di bidang administrasi operasi SAR untuk jadi koordinator misi pencarian dan pertolongan maupun perencanaan SAR.
“Untuk lebih mengoptimalkan tugas SAR, selama 2023 kami juga telah melakukan pelatihan terhadap potensi SAR di Manokwari, Teluk Bintuni, dan Manokwari Selatan. Kami melatih instansi yang berpotensi melakukan pencarian dan penyelamatan, misalnya TNI-Polri, BPBD, maupun OPD-OPD lain pada pemerintah daerah,” katanya.
Dari sisi peralatan, kata dia, Basarnas Manokwari memiliki kapal ukuran 40 meter yaitu KM SAR Kumbakarna, tujuh perahu karet, jet ski dan peralatan SAR dasar untuk mengatasi kecelakaan di perairan.
“Sedangkan untuk operasi SAR darat kami mempunyai tujuh mobil truk, ada juga peralatan untuk evakuasi, pemotong besi, alat penyelamatan untuk kecelakaan pesawat juga ada,” ujarnya.
Ia berharap dengan terus melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pemangku kepentingan operasi penyelamatan, maka operasi SAR bisa berjalan dengan cepat.