Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) menyerahkan alat pertanian berupa satu unit cultivator dan mesin babat kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Mariat guna mendukung pemanfaatan lahan tidur.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Provinsi PBD, Absalom Solossa, di Sorong, Selasa, menjelaskan pemanfaatan lahan pertanian termasuk lahan tidur merupakan bagian dari upaya menghadirkan lumbung pangan di daerah itu.
Menurut dia, upaya menghadirkan lumbung pangan di provinsi ke-38 ini merupakan satu langkah untuk menjawab persoalan inflasi yang menjadi isu nasional.
Inflasi ini sangat rentan dan berbahaya, sehingga pada setiap kesempatan dilaksanakan rapat pembahasan inflasi daerah yang dipimpin langsung oleh Mendagri, diikuti 38 provinsi dan ratusan kabupaten/kota se-Indonesia.
"Di wilayah kita inflasi cukup tinggi, terutama inflasi karena harga cabai yang sangat fluktuatif pergerakannya,” jelas Absalom.
Oleh sebab itu, untuk mengendalikan inflasi diperlukan kolaborasi banyak pihak untuk bersama-sama melakukan intervensi agar harganya tidak terus naik. Salah satunya dengan melakukan gerakan menanam cabai.
Dia menyampaikan terima kasih atas inisiatif UPTD Pasar Matiat dan masyarakat petani yang berkolaborasi memanfaatkan lahan tidur sebagai lahan pertanian.
"Nanti juga akan saya laporkan kepada gubernur bahwa masih banyak lahan kosong di Pasar Mariat yang bisa diintervensi untuk gerakan menanam cabai,” katanya.
Dia pun berkomitmen untuk memberikan dukungan lewat penyediaan anggaran bibit tanaman pangan. Hanya saja, pihaknya tetap membutuhkan bantuan dari para penyuluh pertanian untuk memberikan data terkait lokasi mana lagi yang bisa dimanfaatkan untuk gerakan menanam cabai.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP) Sorong, Sutardi, mengatakan, lahan tidur yang dimanfaatkan sebagai ladang seluas 2 hektar dengan waktu pengerjaan selama dua pekan.
“Dalam waktu dua minggu, rerumputan yang tinggi disulap jadi kebun jagung. Namun ada juga tanaman lain berupa terong. Ke depan kami berharap lahan ini akan lebih variatif lagi, misalnya ditanami cabai. Karena cabai merupakan salah satu tanaman pengendali inflasi daerah yang juga merupakan program nasional dari Kementerian Pertanian,” ujar Sutardi.