"Jadi kalau dalam hitungan kami, kalau sekarang itu dengan perahu motor tempel dua mesin pendapatan nelayan sekitar Rp5 juta nanti kalau mereka memang bisa melakukan memaksimalkan yang dilakukan pemerintah kurang lebih pendapatannya bisa sekitar 17 juta. Ini dari perikanan saja/bulan/kapal," ujar Ana dalam jumpa pers Bincang Bahari yang digelar di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan penghitungannya, melalui sederet fasilitasi KKP yakni 34 unit perahu motor tempel dua mesin (bantuan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu/SKPT) dengan jumlah trip melaut sebanyak 20 hari per bulan dapat menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 100kg/trip/perahu. Sehingga pendapatan yang diharapkan dapat mencapai Rp17.270.000/bulan/kapal.
Sementara untuk perahu motor tempel dengan satu mesin milik pribadi nelayan Desa Samber dan Binyeri, yang diharapkan mencapai 59 unit dengan jumlah perjalanan melaut sebanyak 20 hari/bulan mampu menangkap ikan sebanyak 117 kg/trip/perahu.
Kondisi lain yang diharapkan, lanjut dia, sampan pada tiga tahun mendatang atau pada 2027 tercatat sebanyak 12 unit dengan jumlah trip melaut 10hari/bulan mampu membawa pulang hasil tangkapan sebanyak 25kg/trip/perahu dengan pendapatan setara Rp500.000/bulan/sampan.
Meski demikian, Ana mengatakan, capaian itu juga tergantung dengan kondisi masyarakat nelayan di proyek percontohan (modelling) kampung nelayan modern pertama ini.
Lebih lanjut, ia menuturkan usai peresmian, Kalamo Desa Samber-Binyeri akan didampingi total empat penyuluh sebagai kepanjangan tangan KKP.
Diketahui, intervensi pemerintah pada Kalamo dihadirkan melalui kucuran dana total sebesar Rp22,11 miliar melalui pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, bantuan sarana prasarana penangkapan ikan hingga peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KKP: Kalamo Biak Numfor dapat tingkatkan penghasilan Rp14,89 triliun Berdasarkan penghitungannya, melalui sederet fasilitasi KKP yakni 34 unit perahu motor tempel dua mesin (bantuan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu/SKPT) dengan jumlah trip melaut sebanyak 20 hari per bulan dapat menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 100kg/trip/perahu. Sehingga pendapatan yang diharapkan dapat mencapai Rp17.270.000/bulan/kapal.
Sementara untuk perahu motor tempel dengan satu mesin milik pribadi nelayan Desa Samber dan Binyeri, yang diharapkan mencapai 59 unit dengan jumlah perjalanan melaut sebanyak 20 hari/bulan mampu menangkap ikan sebanyak 117 kg/trip/perahu.
Kondisi lain yang diharapkan, lanjut dia, sampan pada tiga tahun mendatang atau pada 2027 tercatat sebanyak 12 unit dengan jumlah trip melaut 10hari/bulan mampu membawa pulang hasil tangkapan sebanyak 25kg/trip/perahu dengan pendapatan setara Rp500.000/bulan/sampan.
Meski demikian, Ana mengatakan, capaian itu juga tergantung dengan kondisi masyarakat nelayan di proyek percontohan (modelling) kampung nelayan modern pertama ini.
Lebih lanjut, ia menuturkan usai peresmian, Kalamo Desa Samber-Binyeri akan didampingi total empat penyuluh sebagai kepanjangan tangan KKP.
Diketahui, intervensi pemerintah pada Kalamo dihadirkan melalui kucuran dana total sebesar Rp22,11 miliar melalui pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, bantuan sarana prasarana penangkapan ikan hingga peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan.