Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) A. Rita Tisiana mengatakan, berdasarkan analisa pihaknya, Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua dapat meningkatkan penghasilan hingga Rp14,89 miliar hingga 3 tahun pertama operasional.
Berdasarkan penghitungannya, melalui sederet fasilitasi KKP yakni 34 unit perahu motor tempel dua mesin (bantuan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu/SKPT) dengan jumlah trip melaut sebanyak 20 hari per bulan dapat menghasilkan tangkapan ikan sebanyak 100kg/trip/perahu. Sehingga pendapatan yang diharapkan dapat mencapai Rp17.270.000/bulan/kapal.
Sementara untuk perahu motor tempel dengan satu mesin milik pribadi nelayan Desa Samber dan Binyeri, yang diharapkan mencapai 59 unit dengan jumlah perjalanan melaut sebanyak 20 hari/bulan mampu menangkap ikan sebanyak 117 kg/trip/perahu.
Kondisi lain yang diharapkan, lanjut dia, sampan pada tiga tahun mendatang atau pada 2027 tercatat sebanyak 12 unit dengan jumlah trip melaut 10hari/bulan mampu membawa pulang hasil tangkapan sebanyak 25kg/trip/perahu dengan pendapatan setara Rp500.000/bulan/sampan.
Meski demikian, Ana mengatakan, capaian itu juga tergantung dengan kondisi masyarakat nelayan di proyek percontohan (modelling) kampung nelayan modern pertama ini.
Lebih lanjut, ia menuturkan usai peresmian, Kalamo Desa Samber-Binyeri akan didampingi total empat penyuluh sebagai kepanjangan tangan KKP.
Diketahui, intervensi pemerintah pada Kalamo dihadirkan melalui kucuran dana total sebesar Rp22,11 miliar melalui pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, bantuan sarana prasarana penangkapan ikan hingga peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan.