Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan di Manokwari, Kamis, mengatakan pelaksanaan vaksinasi dosis booster di dua wilayah itu akan menggandeng sejumlah elemen penting seperti tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.
Hal ini sesuai arahan dari Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw terkait percepatan pelaksanaan vaksinasi.
"Kalau berharap dinas sendiri tidak bisa, jadi kita kolaborasi dengan elemen lainnya. Arahan bapak gubernur supaya kami fokus ke dua daerah itu," kata Otto.
Ia menjelaskan, pemahaman masyarakat asli Papua yang mendiami Kabupaten Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan berbeda dari kabupaten lainnya.
Sehingga, upaya edukasi dan sosialisasi terus dilakukan agar vaksinasi COVID-19 dosis ketiga dapat terlaksana dengan baik.
"Kalau ada masyarakat yang belum menerima dosis pertama ya kita berikan, atau dosis dua bahkan dosis ketiga ini. Memang agak berbeda, dan ini tantangan yang harus kita lalui," jelas dia.
Selain dua kabupaten, kata dia, Dinas Kesehatan rutin memberikan pelayanan vaksinasi bagi Aparatur Sipil Negara, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan honorer baik di lingkup pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Papua Barat.
"Kami setiap hari buka pelayanan bagi ASN, PPPK, honorer bahkan masyarakat juga kita layani," ucap Otto.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw telah menginstruksikan agar seluruh ASN, PPK dan honorer di lingkup pemerintah provinsi wajib mengikuti vaksinasi dosis lengkap.
Data ASN, PPPK dan honorer penerima vaksin nantinya diserahkan oleh masing-masing pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
Ia kemudian mengingatkan bahwa aparatur pemerintah harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menyukseskan upaya penanggulangan pandemi COVID-19 melalui program vaksinasi.
"Nanti kita cek datanya, siapa yang belum vaksin akan kita umumkan saat apel pagi," ujar Paulus.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Papua Barat, capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 519.037 jiwa (65,1 persen) dari sasaran 797.402 jiwa, dosis kedua 388.7031 jiwa (48,7 persen), dan dosis ketiga baru mencapai 149.112 jiwa (18,7 persen).